Penulis: Shinta Sari Shaleh S.Psi, PSI, MNLP | Editor: Ratna MU Harahap
Apa yang disebut penyakit pada tubuh kita pada ilmu holistik sebenarnya merupakan cerminan dari pikiran kita. Begitupun sebaliknya, Observer pernah dengar “mind over body?” seorang konglomerat negeri ini pernah dalam satu wawancara memberikan informasi bahwa dia sanggup tidak tidur selama 48 jam jika memang sedang menghadapi deal penting! Bayangkan Observer, tidak tidur 2 hari dan dia sampai sekarang masih beraktifitas normal, sehat di usianya yang 66 tahun. Artinya kekuatan pikiran dia untuk menyelesaikan deal penting dan menyangkut kehidupan ribuan orang membuat fisiknya kuat. Begitu juga penyakit, tubuh ini sebenarnya ‘bicara’ banyak terhadap kita. Tubuh akan memberikan jawaban seandainya kita mau untuk sejenak saja menyediakan waktu “mendengarkan” apa yang terjadi di tubuh kita.
Bagaimana cara mendengarkan tubuh? Paling mudah adalah dengan cara hening dan mencoba masuk ke dalam diri. Sebuah teori mengatakan, dengan kita jeda sejenak dan berusaha memahami kenapa perasaan negatif itu timbul saja, sudah mengurangi beban masalah.
Setiap sel di dalam tubuh kita sebenarnya sedang menerima akibat dari setiap potongan pikiran-pikiran, perasaan dan dari setiap kata yang kita keluarkan. Bayangkan jika hal tersebut adalah hal yang negatif, perasaan marah, benci, dendam, sedih, kasihan sekali tubuh kita yang menerima hantaman energi negatif dari pikiran kita.
Dari setiap pikiran, perasaan dan kata-kata yang kita hasilkan secara terus menerus setiap harinya akan mempengaruhi tubuh dan postur kita serta menciptakan kondisi sehat atau sakit di tubuh. Bayangkan pikiran negatif adalah ion negatif dan pikiran positif adalah ion positif penangkap ion negatif, jika pikiran negatif Observer lebih banyak sementara tidak ada penawarnya maka rasa sakitlah yang akan diterima oleh organ tubuh kita.
Ketika perasaan kita sedang kurang bahagia, kurang gembira, dan kekurangan cinta atau perhatian, tidak mungkin wajah kita bersinar dan tersenyum bahagia, biasanya yang timbul adalah wajah yang kusut, cemberut yang berakibat orang malas menyapa Observer yang akan membuat Observer makin merasa diabaikan atau tidak dicintai.
Disini saya akan menjelaskan kemungkinan – kemungkinan dari pola mental Observer yang bisa mengakibatkan penyakit di tubuh, tentunya hal ini tidak mutlak atau kontan membuat penyakit, tetapi tumpukan dari pola mental yang negatif akan membawa pada kondisi fisik yang rapuh dan menjadi sakit, pada kasus ini sebenarnya kita sendiri yang sedang membuat masalah di tubuh kita. Mental disini terkait dengan pikiran dan perasaan kita. Berikut ini beberapa contohnya:
1. KEPALA
Bagian tubuh yang utama tempat dimana otak berada sehingga disitulah pikiran kita bergejolak. Kepala merepresentasikan tentang diri kita, bagaimana kita memandang dunia di luar diri kita. Jika terjadi masalah di kepala, biasanya kita sedang merasakan ada sesuatu yang salah dengan diri kita. Tentunya Observer disini harus bisa membedakan sakit kepala karena datang bulan, sakit kepala karena tidak memakai kacamata dengan sakit yang tidak ada sebabnya. Biasanya sakit kepala jenis ini, terjadi saat kita kurang tepat memaknai diri kita sendiri. Kalau ini terjadi, coba berhenti sejenak dan evaluasi diri. Dimana Observer sekarang ? apa yang sedang Observer rasakan? kenapa Observer bisa merasa kurang tepat? Kenapa perasaan negatif itu muncul?
Maafkan diri anda sendiri, maafkan orang yang Observer pikir menyebabkan perasaan tersebut, kasihani tubuh Observer dan lepaskan masalah dari diri anda sendiri. Dan sakit kepala akan hilang bersamaan dengan perasaan enteng dan kosong karena lepasnya masalah dari diri kita ini.
MIGRAIN terkadang timbul karena Observer menuntut kesempurnaan, baik bagi dirinya sendiri dan orang lain. Rasa itu menciptakan tekanan-tekanan sehingga timbul kemarahan atau ketidakpuasan yang berusaha ditekan, dan tidak bisa dikeluarkan sehingga timbulah migrain. Menghindari tekanan dalam tubuh atau kepala sehingga migrain terjadi bisa dilepaskan dengan cara fisik dan non fisik misalnya melakukan hobby berenang, tidur cukup, melakukan hal yang menyenangkan atau berusaha memaafkan diri sendiri atas ketidak sempurnaan yang terjadi.
2. RAMBUT
Dalam ilmu Holistic merepresentasikan kekuatan. Ketika merasa tertekan dan takut, kita seperti merasakan ada yang kaku seperti besi. Berawal dari otot yang kaku di tengkuk, bahu sampai dengan puncak kepala dan turun sampai ke dekat mata.
Ketika seseorang terpapar terus menerus dengan ketertekanan, maka yang ada batang rambut juga tertekan, tidak bisa bernapas dengan baik. Sehingga rambut pun berguguran atau rontok. Tentunya jika Observer merubah cat rambut seminggu sekali atau melakukan perm yang dilanjut dengan cat rambut pastinya kerontokan juga akan terjadi. Pembahasan kita adalah tindakan Observer normal-normal saja,tetapi rambut berguguran.
Jika tekanan ini terus berlanjut dan kulit kepala tidak bisa relax maka akar rambut juga tertekan dan menjadi rusak. Sehingga tidak bisa menumbuhkan rambut-rambut lagi
Tekanan hidup setiap orang tentunya berbeda, terkadang satu situasi membuat seseorang tertekan, tetapi tidak dengan orang lainnya, sehingga merasakan dan merelease tekanan hidup jika tidak bisa dilakukan dengan baik akan melemahkan fisik anda. Hanya Observer yang bisa merasakan, apakah saatnya pergi ke professional atau ikut “camp holistic” atau masih bisa diatasi sendiri.
Sangat penting bagi Observer untuk mengetahui cara menjadi relax atau santai, berpusat pada diri dan merasakan kedamaian, maka itulah kekuatan yang sesungguhnya dan akan membuat diri merasa aman dan nyaman. Bagaimana cara merasakan kedamaian, hanya Observer yang bisa merasakannya, saya punya pengalaman bahwa kedamaian tidak identik dengan tempat indah nan sepi dengan kamar mewah, saya menemukan seorang staff yang merasa bahwa kedamaian itu bisa ditemui di kantor, tempat yang melindungi dia dari tuntutan keluarga yang luar biasa. Ada juga yang menemukan bahwa damai itu ketika dia sedang mengajar segerombolan anak nakal di kelas, rasa damai itu terjadi karena dia merasa bermakna, ada juga yang merasa damai ketika sedang mengemudi dengan kecepatan tinggi, karena fokusnya hanyalah pada kendaraan dan tidak pada hal lain. Jika Observer tidak pernah merasakan damai saatnya mengunjungi professional.
Jangan sampai menunggu rambut Observer habis untuk mengunjungi professional, Karena kebotakan yang tidak perlu akan memancing insecure berikutnya.
3. TELINGA
Merepresentasikan kapasitas kita untuk mendengarkan. JIka ada masalah di telinga, yang bukan karena baru kemasukan air atau serangga, maka ini bisa jadi berarti bahwa ada sesuatu hal yang sedang tidak ingin kita dengar. Sakit di telinga tanpa sebab mengindikasikan bahwa apa yang akan kita dengar atau sesuatu hal ini akan membuat kita marah,sehingga kita “menuliskan” diri. Perintah dari bawah alam sadar untuk “tuli” akan membuat tubuh anda merasa bahwa hal tersebutlah yang diinginkan oleh tubuh kita.
Sakit di telinga yang muncul pada masa anak-anak, biasanya karena banyaknya aturan dan pembatasan di rumah membuat ia ingin memberontak. Muncullah dalam bentuk sakit di telinga ini. Termasuk pembatasan untuk mengekspresikan rasa marah dan kekecewaannya.
Begitu pula yang terjadi pada orang – orang dengan gangguan pendengaran. Ini terjadi biasanya karena orang ini menolak untuk mendengarkan seseorang. Biasanya menolak mendengarkan pasangan, hal ini dipicu oleh pasangan yang tidak henti – hentinya bicara dan bicara terus menerus yang justru tidak ingin Observer dengarkan. Jika hal ini sampai terjadi, jangan tunggu tuli ya Observer, segeralah perbaiki hubungan Observer dengan pasangan, dimana jika dirasa sulit dan Observer sudah putus asa dengan hal tersebut, maka segera lah pergi mencari pertolongan professional.
4. MATA
Merepresentasikan kapasitas untuk melihat. Masalah di mata menunjukkan bahwa ada sesuatu hal yang tidak ingin dilihat. Tentunya tidak semua yang matanya minus bermasalah dengan hidupnya, tetapi banyak pasien yang mulai merasa “penglihatan terganggu” karena dia berusaha mengabaikan atau tidak melihat seseorang yang tidak ingin dia lihat. PTSD? (post traumatic syndrome) biasanya juga mengakibatkan penglihatan kabur, karena penolakan untuk melihat kehidupan kita sendiri baik di masa lalu, sekarang atau masa depan.
5. SINUS atau MASALAH di HIDUNG
Merepresentasikan kejengkelan terhadap seseorang yang dekat dengan kehidupan anda. Anda merasa ia sedang menekan atau membuat anda marah.
6. LEHER
Ketika Observer merasakan leher yang kaku, pegal, padahal Observer tidak habis makan sate kambing lengkap dengan lemaknya 30 tusuk atau sehabis kayang karena Yoga, biasanya menunjukkan adanya kekakuan atas konsep-konsep pribadi yang seseorang miliki ketika menghadapi suatu situasi atau masalah. Selalu merasa diri paling benar dan keras kepala, tidak bisa menerima pendapat atau pemikiran orang lain. Observer, jangan terlalu keras kepala dan merasa benar ya, karena kemungkinan itu adalah sumber dari rasa pegal pada leher Observer setiap hari.
7. TENGGOROKAN
Merepresentasikan kemampuan seseorang untuk mengungkapkan apa yang ingin ia katakan sesungguhnya. Ketika seseorang memiliki masalah disini menunjukkan bahwa ia sedang merasa tidak memiliki hak untuk berbicara dan untuk melakukan hal tersebut. Merasa tidak cukup memadai atau tidak percaya diri untuk berbicara atas nama dirinya sendiri. Adanya kemarahan yang ditekan. Dan kebingungan mental yang sedang dihadapi.
Semua pola mental atau pikiran atau landasan emosi diatas ini tidak sepenuhnya 100% sama terhadap semua orang. Tetapi hal ini akan sangat berguna untuk memberikan titik point yang penting bagi kita untuk mencari akar masalah dari penyakit – penyakit yang sedang dihadapi seseorang ataupun diri kita sendiri.
Kita seringkali lupa bahwa kitalah yang sedang menciptakan situasi dalam kehidupan kita sendiri. Terkadang kita menyalahkan orang lain atas apa yang terjadi pada tubuh kita sebagai bentuk rasa frustasi. Sebenarnya dengan kekuatan pikiran kita bisa mengatur bagaimana kita bereaksi terhadap suatu masalah yang sedang kita hadapi. Apa keyakinan yang Observer miliki terhadap diri sendiri, tentang kebutuhan untuk berubah, dalam rangka menarik lebih banyak kegembiraan dalam kehidupan Observer sendiri ? Sekali lagi, kegembiraan atau kebahagiaan tidak sama bagi setiap orang, mengetahui kebutuhan diri sendiri adalah langkah pertama dalam kesehatan holistik.
Maka jika kita mau sehat, tegaskan pada diri kita sendiri, bahwa tidak ada siapapun, di manapun, apapun memiliki kuasa untuk mengatur dan mempengaruhi diri kita dan kehidupan kita. Apalagi hanya sekedar comment dari teman media social Observer. Memahami konsekuensi dari tindakan kita dan mengantisipasi perasaan kita salah salah satu kesehatan holistic yang mudah dijalankan. Jika Observer insecure dengan paha besar bawaan lahir, jangan memasang foto di media social Observer yang sedang menggunakan pakaian yang meng expose bagian tersebut. Kitalah yang mengerti perasaan yang kita miliki sendiri. Ingatlah bahwa kita yang sedang menciptakan pengalaman hidup dan realitas kita sendiri dan kita sendiri yang harus berdamai dengan orang-orang hadir dalam kehidupan kita. Tentunya Observer tidak bisa memilih teman sekantor atau teman sekelas, padahal mereka bertemu setiap hari, atasi masalah yang ada karena itulah realita yang Observer hadapi.
Teman arisan menyebalkan dan bikin hidup susah? Tentunya Observer memiliki pilihan untuk meninggalkannya atau tetap bergumul dengan kesulitan tersebut.
Saat kita bisa menciptakan kedamaian yang berupa harmoni dan keseimbangan hidup, maka tubuh kita akan bereaksi positif terhadap hal tersebut. Misalnya, dalam arisan menyebalkan itu selalu ada makanan enak yang membuat Observer happy, ubahlah tujuan Observer datang ke arisan dari sebelumnya bergaul menjadi makan enak, tentunya hal ini akan merubah mental dan beban pikiran dari Observer.
Semua bagian di tubuh kita memiliki fungsinya masing-masing, yang diciptakan sempurna oleh Tuhan. Buatlah Setiap bagian itu bisa bekerja dengan harmonis satu sama lain sehingga terciptalah tubuh yang sehat dan memberikan kebahagiaan buat pemiliknya. Oiya perlu Observer ingat ya, menuju kondisi sehat holistik artinya Observer sedang menempuh perjalanan untuk lebih mengenali diri sendiri. Lewat belajar kesehatan holistik kita bisa mengenal lebih dalam bagaimana setiap bagian dari tubuh kita bekerja dan apa pemicu dari sakit yang kita alami. Maka dari itu, yuk sama-sama belajar mengenali diri sendiri Observer bisa bebas dari penyakit.
Bagi Observer yang ingin mengikuti healing camp seperti memahami pesan cinta atau masalah Observer saat ini, konsultasi, bimbingan healing insentif setiap hari, pendalaman masalah, terapi psikologi klinis, dll Observer bisa mencari tau lebih detailnya bersama Shinta Sari Shaleh S.Psi, PSI, MNLP. Psikolog dan Konsultan Kesehatan Holistik. Untuk informasi jadwal, konsultasi, hipnoterapi, coaching, camp bisa langsung menghubungi Ibu Atik Mahsanah No. WA: 0851 0543 0330
Sampai jumpa dalam edisi-edisi tulisan tentang kesehatan holistik ini Observer!