Mencari uang bukanlah sesuatu hal yang baru. Manusia diciptakan untuk mencari jalan untuk memenuhi kebutuhan dan memuaskan keinginannya. Sebagian Observer mungkin bercita-cita untuk meninggalkan sesuatu yang berharga dan bisa berguna bagi orang-orang yang Observer cintai, atau berbagai harapan lain yang harus Observer penuhi dengan memerlukan uang.
Seandainya Observer memiliki saldo yang cukup tinggi di Bank, satu saja keputusan buruk yang Observer buat, bisa menyebabkan saldo ini hilang dalam seketika. Oleh karena itu, yang penting dilakukan oleh para pemegang uang sebenarnya adalah bagaimana kita mengelola uang, dan tidak membiarkan uang menguasai kita.
Inilah inti dari investasi, bukan?
Untuk mengubah apa yang Observer sudah miliki menjadi sesuatu yang lebih. Kalau sudah begini, maka, sudah saatnya anda berhenti bekerja siang malam tanpa jeda untuk mencari uang, tetapi MULAILAH BERINVESTASI!
Apabila Observer belum pernah berinvestasi sebelumnya, cobalah pilih alternatif investasi yang beresiko rendah. Ini merupakan langkah penting yang terencana, lho. Apabila Observer bisa memulai langkah ini lebih cepat, akan semakin cepat pula Observer merasakan manfaatnya dan siap untuk melakukan diversifikasi. Artinya, di tahap awal karena kemungkinan Observer kehilangan investasi ini kecil, Observer bisa mulai belajar mengambil keputusan. Nantinya, Observer diharapkan dapat memilih jenis investasi lain untuk mengoptimalkan portfolio Observer.
Tentunya sebelum Observer memulai investasi, kenali dulu jenis-jenis investasi yang ada yuk:
Tabungan di Bank, adalah format investasi paling sederhana. Apabila Observer menyimpan dana di Bank, tentunya Observer akan menerima bunga sebagai kompensasi. Bunga tabungan biasanya kecil karena hampir tidak ada resiko dan pengorbanan Observer saat menyimpan uang di Bank. Uang dapat ditarik kapan saja, dan resiko Bank untuk bangkrut cukup kecil.
1. Deposito di Bank juga termasuk investasi sederhana. Konsepnya mirip dengan tabungan di bank. Hanya saja, simpanan deposito tidak dapat diambil sewaktu-waktu. Ada jangka waktu sesuai kesepakatan yang harus ditaati sebelum simpanan dapat diambil. Karena itulah, deposito menawarkan bunga yang sedikit lebih tinggi dibandingkan tabungan biasa. Saat ini, rata-rata bunga deposito rupiah di Bank Umum berkisar pada angka 5% – 5,75% sesuai ketetapan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
2. Asuransi, adalah investasi melawan ketidakpastian. Dengan memiliki asuransi, Observer berusaha memberikan perlindungan pada saat hal-hal yang tidak diinginkan terjadi, seperti sakit. Hanya saja, Observer harus berhati-hati karena jaman sekarang ini, produk asuransi sering kali ditawarkan bersamaan dengan produk investasi saham / reksadana dan lain-lain. Apabila tidak jeli, maka biaya asuransi akan menjadi lebih tinggi dibandingkan apa yang diperlukan Observer.
3. Obligasi, merupakan alternatif investasi yang tergolong simple tapi lebih beresiko dibandingkan deposito, karena ini merupakan investasi jangka panjang bahkan hingga mencapai 10 tahun. Karena jangka waktunya yang lama inilah, maka persentase bunga atau kita sebut juga pengembalian investasi menjadi lebih tinggi. Saat ini bank-bank giat menjual obligasi pemerintah. Jenis obligasi ini dianggap yang paling aman dibandingkan jenis obligasi lainnya karena dijamin oleh pemerintah Republik Indonesia.
4. Saham / kepemilikan Usaha Lainnya, merupakan bentuk investasi yang mulai lebih rumit, tetapi tentu saja menawarkan pengembalian yang lebih menarik. Kepemilikan saham ini bisa berupa kepemilikan saham di perusahaan pribadi atau kepemilikan saham perusahaan umum. Investasi saham di perusahaan umum, lebih lazim bagi investor. Saat ini, Presiden Jokowi melalui PT. Bursa Efek Indonesia (BEI) sedang menggiatkan program Yuk Nabung Saham. Tujuannya agar masyarakat Indonesia terbiasa melakukan investasi. Yang perlu diketahui, saat ini menabung saham di perusahaan umum sangat mudah. Berbagai platform penjualan saham online tersedia tanpa investasi minimum. Bahkan, kursus trading saham pun sudah banyak ditawarkan baik secara langsung ataupun online. Apabila Observer merasa dapat menguasai analisa teknikal untuk saham, pilihan trading sendiri secara online dapat menjadi pilihan investasi. Apabila belum, sebaiknya Observer menggunakan jasa seorang trader dengan terlebih dahulu melakukan perencanaan bersama atas tujuan investasi Observer.
5. Reksa Dana, merupakan jenis investasi dimana dalam satu unit investasi reksa dana, terdiri dari beberapa saham yang dikeluarkan oleh beberapa perusahaan umum dan dari latar belakang industry yang berbeda-beda. Ahli-ahli investasi di Bank Investasi menyusun portfolio ini dengan pertimbangan resiko masing-masing industry sehingga secara keseluruhan, resiko kepemilikan reksa dana dapat dikelola. Biasanya, untuk mendapatkan return yang optimal untuk jenis investasi ini, Observer harus menyimpan dana dalam reksa dana untuk jangka waktu menengah atau panjang.
6. Komoditas, investasi komoditas juga merupakan alternatif menarik untuk investasi. Investasi komoditas yang paling lazim digunakan orang adalah investasi emas. Resiko investasi emas adalah satu: seperti uang, emas mudah berpindah tangan sehingga resiko hilang sangat tinggi. Emas juga lebih cocok sebagai investasi jangka menengah hingga panjang sebelum Observer dapat merasakan return yang menarik.
7. Real Estate dan Property, merupakan jenis investasi konvensional yang sudah dikenal selama beberapa generasi. Generasi sebelumnya cenderung menyimpan sebagian besar simpanan mereka dalam bentuk property. Padahal, ada berbagai pertimbangan seperti rencana pensiun, rencana anak sekolah dan lain-lain yang harus dipertimbangkan sebelum berkomitmen dalam investasi property. Jenis investasi property juga beragam dengan resiko dan keuntungan masing-masing. Observer ikuti saja artikel-artikel Property Observer untuk mendapatkan lebih banyak insight mengenai investasi property.
Memang banyak jenis investasi tetapi, jenis investasi yang mana ya yang cocok untuk Observer?
Sayangnya, ini bukan pertanyaan yang mudah untuk dijawab. Marilah kita mulai dengan menghitung net return untuk investasi Observer. Karena judulnya sudah net, maka artinya, kita harus memperhitungkan pengembalian dan biaya-biaya yang timbul untuk mendapatkan return tersebut. Contohnya, apabila Observer memiliki deposito di Bank senilai Rp. 50,000,000 dengan bunga 5% per tahun, maka bunga yang Observer terima per bulan adalah sebesar Rp. 208,333. Jumlah ini belum termasuk pajak (PPh) sebesar 20%. Jadi, net return yang diterima adalah Rp. 166,667 atau sebesar 4%. Nah, berdasarkan net return ini lah, Observer mengambil keputusan jenis investasi manakah yang cocok untuk kebutuhan Observer.
Apabila Observer belum memiliki cukup pengetahuan dan pengalaman untuk menyusun portfolio atau gabungan dari sejumlah investasi yang dianggap paling sesuai dengan Observer, saya sangat menyarankan Observer untuk terus mengikuti artikel-artikel yang ditayangkan di Property Observer karena nantinya akan ada ulasan yang lebih jelas mengenai jenis-jenis investasi ini. Cheers!