Tahun 2005 permohonan pindah saya dari kantor lama di New York ke Singapura disetujui partner saya.  Alhasil selama tahun 2005–2006 saya pun bermukim di Singapura. Yang saya ingat, rasanya bahagia karena gaji saya yang biasanya ngepas jadi banyak sisa. Belum lagi dengan jumlah uang sewa yang lebih sedikit, saya bisa menyewa apartemen yang besar dengan kolam renang dibandingkan apartemen mungil saya di New York. Tapi, delapan tahun kemudian tepatnya mulai tahun 2013, saya cukup terkejut melihat Singapura selalu masuk dalam jajaran kota termahal di dunia versi beberapa majalah keuangan seperti CNN dan Fortune.  How did they top New York in just eight short years??

Orchad Road
                                                                              Salah satu sisi Orchard Road di Singapore

Kalau jeli, pada saat saya tinggal di Singapura itu, sudah terlihat banyak tanda bahwa Singapura akan menjadi negara yang besar. Salah satunya adalah grup kerja saya yang mengkhususkan diri untuk melayani klien-klien yang melaporkan laporan keuangan mereka menggunakan US Generally Accepted Accounting Standard (US GAAP). Jumlah perusahaan-perusahaan ini cukup banyak sampai-sampai the Big 4 merasa perlu memiliki grup khusus untuk melayani ini. Saya ingat sempat berfikir, “kenapa ya perusahaan-perusahaan ini memilih Singapura sebagai basis mereka? Padahal kalau dipikir potensi pasarnya kan kecil, apalagi kalau dibanding Indonesia.”

Spore Street
                                                                                        Fasilitas Pejalan Kaki di Singapore

Ketika ditanyakan pada klien-klien ini, mereka memilih Singapura sebagai basis terutama karena hukum yang ditetapkan dan diaplikasikan dengan objektif, bersih dari korupsi, suap dan nepotisme serta yang juga penting: fasilitas yang dibuat mendukung bagi para expatriate yang akan bekerja atau foreigners dengan kepentingan lain seperti sekolah beserta keluarga mereka mulai dari sarana pendidikan bertaraf Internasional seperti Nanyang Technological University yang berperingkat 51 di dunia versi Times Higher Education hingga fasilitas hiburan yang tidak habis-habisnya seperti the Universal Studio. Untuk urusan hiburan kelas dunia, Singapura pun selalu menjadi tujuan utama performer dunia dari mulai BTS hingga Lion King the Musical. Dengan tumbuhnya populasi foreigners yang memerlukan tempat tinggal, otomatis permintaan akan tempat tinggal pun meningkat. Terjadilah lonjakan harga real estate Singapura yang gila-gilaan dala sepuluh tahun terakhir. Situs Yahoo Finance menyebutkan bahwa lonjakan harga kondo di Singapura antara tahun 2008–2018 melonjak 86% dalam sepuluh tahun!

BSD City
                                                                                     Fasilitas Pejalan Kaki di BSD City

Secara kasat mata, saat ini saya melihat lebih banyak orang dengan berbagai latar belakang di Singapura dibandingkan 13 tahun yang lalu dimana expatriates walaupun ada tapi tidak sebanyak sekarang. Secara statistic, peningkatan jumlah penduduk yang berimigrasi ke Singapura berada pada rate 19% per tahun sementara pertambahan penduduk asli Singapura hanya 1.7% per tahun. Pada tahun 2000, persentase jumlah pendatang di Singapura adalah 18.7% dari total penduduk menjadi 25.7% di tahun 2010.

Faktor hukum dan keamanan serta fasilitas memang menjadi pertimbangan utama mengapa para pekerja dan pelajar asing bersedia menetap di negara lain selain tanah asal mereka. Kalau saya bandingkan, benih-benih keunggulan Singapura ini sudah terlihat di BSD City. Walaupun hukum menjadi ranah yang tidak dapat dicampuri, tetapi fasilitas di BSD City harus diakui sudah sesuai mulai mengikuti standar internasional.  Contoh, ICE BSD yang kini menjadi pilihan utama show kelas dunia seperti Selena Gomez hingga yang terakhir Black Pink!.  Belum lagi perusahaan-perusahaan multinasional seperti Unilever sudah memindahkan kantor pusat mereka ke BSD City, hingga Apple, Inc pun sudah menjajaki pembukaan pusat risetnya di BSD. Kunci keberhasilan dari investasi di daerah yang sedang berinvestasi besar-besaran untuk pembangunan seperti Singapura di awal tahun 2000 adalah untuk membeli property sebelum lokasi tersebut lepas landas dan harga menjadi tidak terkendali. Dengan adanya 2,000an hektar yang belum dikembangkan di BSD City, BSD City masih dalam tahap pengembangan dengan kemungkinan kenaikan yang masih besar.  Patut dipertimbangkan sebagai alternative investasi anda!

BSD City
                                                                                            Jalan Raya di BSD CIty

Referensi:

  1. http://fortune.com/2018/03/15/singaport-worlds-most-expensive-city-eiu/ – diakses 21 Januari 2019
  2. https://money.cnn.com/2005/06/21/pf/costliest_cities/ – Diakses 21 Januari 2019
  3. https://money.cnn.com/infographic/luxury/mercer-worlds-expensive-cities/index.html – Diakses 21 Januari 2019
  4. https://www.huffingtonpost.com/kishore-mahbubani/singapore-world-successful-society_b_7934988.html – Diakses 21 Januari 2019
  5. https://hbr.org/1999/03/the-right-way-to-manage-expats – Diakses 22 Januari 2019
  6. https://www.migrationpolicy.org/article/rapid-growth-singapores-immigrant-population-brings-policy-challenges – Diakses 22 Januari 2019
  7. https://sg.finance.yahoo.com/news/much-condo-prices-changed-last-101800563.html – Diakses 22 Januari 2019.
About Author

administrator

Property Observer adalah portal yang memberi informasi secara up to date dan informatif, baik dalam segi lifestyle , bisnis, dan segala jenis aspek kebutuhan. Namun dari semua itu ada satu aspek yang sangat di butuhkan oleh manusia yaitu property.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *