“Untuk observer yang belum mampu memasukkan anak ke sekolah dengan kurikulum IB, tinggal di Vanya Park bisa jadi Solusi”
Beberapa waktu yang lalu, kita pernah membahas sistem pendidikan yang umum ditemukan di sekolah-sekolah di Indonesia dalam artikel Kenali Kurikulum Sekolah untuk Masa Depan Buah Hati. Nah salah satu kurikulum yang dibahas dalam artikel itu adalah kurikulum International Baccalaurate (IB). Kurikulum IB ini dikenal sebagai program yang berorientasi pada skill-based dibandingkan content-based atau examination-based. Sistem pengajaran lebih flexible untuk dapat memenuhi kebutuhan siswa. Contohnya, untuk mempelajari sains, siswa tidak dibatasi hanya bergumul dengan teori di kelas tetapi bisa juga dilakukan di lingkungan sekitar. Nah, sebaliknya, pada saat mempelajari sains di laboraturium, siswa tidak hanya dibatasi pada pembelajaran sains, tapi juga mempelajari unsur bahasa, misalnya pada saat melaporkan dan mempresentasikan hasil eksperimen mereka.
Program IB ini banyak diminati oleh orang tua murid di dunia karena selain program IB lebih banyak diterima di sekolah-sekolah di dunia sehingga bagi anak-anak yang orangtuanya banyak berpindah tempat tinggal program ini akan lebih gampang pindah sekolah, hasil dari program ini, berdasarkan riset yang dilakukan oleh Higher Education Statistic Agency, lulusan IB ini memiliki kemungkinan yang lebih tinggi untuk diterima di Top 20 University in the world dibandingkan lulusan Cambridge.
Tapi, IB Program ini sangatlah mahal. Sebagai contoh, sekolah Full IB di Medan (bukan yang setengah IB dan setengah Cambridge ya Observer) mematok uang sekolah per bulan USD 15,000 / tahun atau setara USD 1,250 / bulan. Dan ini sudah yang paling murah yang ada di Indonesia. Bayangkan harga sekolah setara di Jakarta seperti Jakarta Interculural School atau Bandung Independent School.
Kalau saya sih, belum mampu membayar tuition sebesar itu. Tapi, saya ingin anak-anak saya juga memiliki pendidikan yang lebih. Alhasil, saya nih yang harus kreatif. Saya pun rajin mengakses situs-situs pendidikan yang menyediakan worksheet dan lesson plans yang bersifat tematik atau wholistic seperti yang diterapkan sekolah-sekolah bertipe IB itu. Waktu saya berjalan-jalan ke Vanya Park, tujuannya memang ingin melihat-lihat rumah, tapi, otak saya pun langsung teringat lesson plan dan kegiatan yang bisa saya terapkan melalui fasilitas-fasilitas canggih di Vanya Park.
Salah satu yang paling menarik perhatian saya adalah danau alami di tengah cluster. Di sekitaran danau ini, Observer bisa mengajak anak-anak untuk mempelajari contoh terbaik ekosistem air tawar! Ekosistem danau terdiri dari unsur-unsur seperti cahaya, temperature, angin, bakteri, hewan bertulang belakang dan lain-lain merupakan sumber yang kaya bagi anak-anak untuk melihat langsung interaksi unsur-unsur tersebut. Misalnya, bagaimana sih interaksi pohon yang rindang kemudian menutupi air sehingga mempengaruhi temperatur di dalam danau yang pada akhirnya mempengaruhi kehidupan yang ada di dalam danau. Ajak anak Observer untuk melihat satu bagian kecil danau dulu kemudian mencatat perubahannya dari waktu ke waktu apabila ada satu atau lebih unsur yang berubah.
Belum lagi, pada saat mengunjungi taman-taman yang ada di Vanya Park seperti music park, scent park dan lain-lain, Observer bisa memberikan kegiatan fisik sambil bermain seperti misalnya, mencoba menemukan beberapa hewan yang biasa ditemukan di taman seperti laba-laba, burung jenis tertentu, kemudian membimbing anak-anak untuk mempelajari jenis laba-laba yang ditemukan. Atau memperkaya vocabulary bahasa Inggris melalui permainan scavenger hunts.
Berbagai aktivitas menarik bersama anak-anak ini tidak perlu biaya besar seperti uang sekolah di sekolah-sekolah berbasis IB dan yang paling penting, Observer hanya perlu melangkah keluar dari rumah Observer!
Referensi:
- https://www.telegraph.co.uk/expat/education-and-family/ib-or-a-levels-which-is-best/ – diakses 31 Agustus 2018
- https://schooladvisor.my/articles/a-side-by-side-comparison-between-ib-and-igcse/ – Diakses 31 Agustus 2018.