Dulu, waktu saya SMP, saya inget banget ada tetangga sebelah rumah, Tante Santi namanya. Orangnya agak galak dan tegas. Yang paling saya inget, dia itu selalu berpakaian ‘chic’, rancangan desainer. Makeup selalu rapi, aromanya selalu harum, tas dan sepatu selalu match warnanya. Dulu saya sempet nanya Mama, kalau Tante Santi tuh kerja di mana sih?
Dalam pikiran saya , dia pasti kerja di Bank, atau kerja di kantor-kantor yang keren gitulah. Gajinya pasti besar, barangnya mahal-mahal soalnya. Ternyata kata Mama, Tante Santi tuh Juragan Kontrakan. Saya sempet bingung juga, apa sih Juragan Kontrakan tuh?
Ternyata Tante santi punya banyak rumah petak yang dia sewa-sewakan. Kebetulan dulu daerah rumah kami dekat daerah perkantoran yang cukup padat. Saya sempet wawancara Tante Santi untuk tugas sekolah mengenai profesinya ini. Awalnya dia tertarik untuk bisnis rumah kontrakan karena kebetulan ada tetangga yang jual lahan kosong dengan harga yang cukup murah. Tante Santi merasa daripada lahan itu kosong kenapa ga coba dibikin untuk sesuatu yang menghasilkan. Akhirnya Tante Santi membangun 4 unit rumah petak sederhana. Isinya hanya ruang tamu, 1 kamar tidur, dapur dan kamar mandi. Bahan bangunan yang digunakan juga yang standart, ngga perlulah yang kualitasnya terlalu bagus. Menurut Tante Santi modal awal untuk membangun rumah kontrakan gak besar ko, karena semuanya dibuat standar.
Seiring dengan bertambahnya gedung perkantoran di daerah kami, Tante Santi juga semakin melebarkan sayapnya. Setiap ada warga yang mau pindah atau jual tanah, pasti dia akan usaha untuk beli. Dari awal 4 unit, dalam 2 tahun assetnya sudah meningkat menjadi 50 unit. Tante Santi juga mensiasati area lahan yang tidak terlalu besar dengan membangun rumah kontrakan tingkat dua, dimana setiap penyewa memiliki satu lantai sendiri. Menurut Tante Santi, dengan pangsa pasar pegawai kantoran jenis rumah petak lebih diminati daripada kos-kosan dengan banyak kamar. Dengan sewa yang sedikit lebih tinggi, mereka bisa lebih banyak punya privacy dibandingkan dengan kos. Selain itu Tante Santi juga tidak perlu repot mengurusi tetek bengek seperti listrik, air dll karena itu semua ditanggung penyewa. Yah paling Tante bantu kalau mereka ada kerusakan di fisik bangunan.
Terakhir sebelum saya pindah dari rumah orang tua, saya dengar usaha Tante Santi sudah makin maju. Dia sudah punya sekitar 100 pintu rumah kontrakan. Saya sempat hitung kasar, kalau setiap penyewa membayar Rp 1,5 juta / bulan, maka pendapatan Tante Santi bisa mencapai Rp 150juta/ bulannya.
Fast Forward 10 tahun kemudian..
Saya sudah bekerja di sebuah perusahaan telekomunikasi yang berkantor di area BSD. Saya sedang makan siang di sebuah rumah makan, ketika saya melihat Tante Santi. Wah, langsung dong saya menyapa. Tante masih terlihat cantik. Gayanya juga tetap chic, makeup dan parfum masih menempel sempurna. Kami akhirnya ngobrol kesana kemari, sampai akhirnya saya bertanya lagi apa beliau jauh-jauh datang kemari.
Ternyata beliau sudah pindah ke salah satu cluster yang terkenal cukup mewah di BSD. Makin lama area rumah tempat tinggalnya dulu makin padat, panas dan sudah tidak nyaman. Usaha rumah kontrakan masih tetap berjalan, namun sudah sulit untuk berkembang, karena harga tanah sudah cukup tinggi. Tapi, Tante Santi tetaplah seorang Tante Santi yang memiliki intuisi bisnis yang tajam.
Sekarang dia bukan lagi hanya jadi Juragan Kontrakan, melainkan sudah meningkat jadi juragan apartemen.
Awal pindah ke BSD , Tante Santi langsung membeli 3 unit rumah di sebuah cluster yang masih dibuka untuk dia dan kedua anaknya. Harganya masih belum terlalu tinggi, maklum masih cluster baru. Masih agak sepi dan masih agak gersang juga. Setelah 2 tahun menetap, anak pertamanya mendapat tawaran kerja keluar daerah, sehingga mereka sekeluarga hijrah. Tahun berikutnya anak keduanya juga mendapat penugasan di luar negeri. Dengan adanya 2 unit rumah yang kosong, Tante Santi mulai gatal. Akhirnya dengan seijin anaknya ia jual rumah dengan harga yang jauh lebih tinggi karena kebetulan cluster yang mereka tinggali sudah mulai hidup. Banyak yang mencari rumah di cluster ini. Hasil penjualan dibagi dua dengan anaknya, kemudian Tante Santi membeli ruko yang masih dalam tahap pembangunan. Tante Santi bisa beli 3 unit Ruko kala itu. Baru saja Ruko selesai dibangun, sudah ada calon pembeli yang mendatangi Tante Santi untuk membeli Rukonya. Jual beli ruko ini akhirnya kemudian menjadi perluasan bisnis Tante Santi.
Suatu hari Tante Santi berpikir, daripada Ruko, kenapa tidak coba bisnis sewa apartemen. Pengalamannya dulu dengan rumah kontrakan membuat Tante Santi makin pede untuk berbisnis sewa apartemen. Mulailah Tante keliling daerah seputar Serpong untuk cari-cari apartemen. Menurut Tante, dengan banyaknya sekolah dan universitas, fasilitas dan akses yang bagus, peluang masih sangat besar.
Tring.. langsung dong saya nanya, kebetulan saya lagi ingin investasi property.. Tante lagi incer apartemen mana nih? Kalau dia kan insting udah terlatih, pastilah bagus produk yang dibeli. “Sst tante, jadinya beli di mana nih? Saya mau ikut dong..” Eh , dia langsung jawab dengan mantap.
“Beli cepet di Roseville.. ga akan rugi deh”
Nantinya bisa disewain, bisa ditinggalin sendiri. Tante udh beli 5 unit, ini aja udah banyak yang nanya mau sewa segera. Tante juga udah beli 1 unit SOHO nya, rencananya Tante mau bikin kantor jual beli properti kecil – kecilan.”
Dengan muka sangat serius, dimana saya malah melongo liat kulitnya yang masih super kenceng, Tante Santi bilang, “sekarang lagi ada cicilan 5 juta!
Kalau ngga sekarang kapan lagi kamu bisa memulai bisnis property, ngga akan ada lagi kesempatan seperti ini.
Bayangkan, gaji dari kantor tetap dapat, kamu punya asset dan asset kamu bisa menghasilkan. Ayo ikut Tante liat Roseville!” Sampe sana, langsung saya mendapat penjelasan yang “mendalam” dari Mba Lusi salah seorang marketing disana. Mba Lusi menjelaskan program #AyoTinggalDiRoseville, dimana dijelaskan dengan posisi apartment yang siap pakai, maka saya bisa memiliki 2 opsi, apakah mau digunakan atau mau disewakan, dan semuanya bisa dilakukan SEGERA!
Wow saya rencana akan ngikutin jejak Tante Santi. Jadi Juragan JAMAN NOW!
Kring-kring-kring Tanya KPA ah ke Bank Tetangga.