“Affordable living space yang DP-nya terjangkau hasil angpau adalah kata kunci dari percakapan saya hari ini”
Kebetulan minggu ini adalah jadwal saya dan teman – teman lama ketemu, bisanya kita ngopi sambil ngobrol kesana kemari. Hari ini ada teman saya yang kelihatan sumringah sekali. Dia baru saja menikah 3 bulan yang lalu, jadi wajar kalau wajahnya masih memiliki “aura” pengantin baru.
Sebenarnya saya agak heran, karena terakhir bertemu bulan kemarin dia malah banyak berkeluh kesah. Setelah menikah dia langsung pindah ke apartemen sewaan suaminya. Unit apartemen mereka terletak di sebuah mega komplek apartemen yang memiliki banyak tower. Memang secara lokasi cukup strategis, tapiiii ada saja keluhan yang keluar dari mulutnya. Misalnya, dia sering mengeluh masalah lift. Lamaaaaaa sekali menunggu lift sampai ke lantainya, padahal kadang ia harus buru – buru pergi. Mau naik tangga juga gempor karena dia tinggal di lantai 18. Rasanya bisa tua duluan sebelum liftnya datang. Yaaa selebay itu memang dia. Kemudian keluhan lain adalah parkir penuh dan susah. Mobil dia jadi banyak goresan – goresan kecil karena bersenggolan dengan mobil atau motor penghuni lain.
Kemudian yang juga sering dia keluhkan adalah ramainya fasilitas yang ada seperti gym dan swimming pool, terutama saat weekend. Boro – boro duduk santai di pinggir kolam, yang ada kita harus selalu waspada, takut kesenggol lah, tempat duduk diserobot lah.. Wah pokoknya si Mrs Complain ini ga pernah berhenti mengeluh.
Makanya ketika saya melihat ia begitu gembira, saya pun berkomentar apakah dia sudah betah tinggal di sana sehingga berpengaruh pada moodnya. Dia langsung tertawa, dan akhirnya dia bercerita bahwa akhirnya dia dan suaminya memutuskan untuk membeli property sendiri, dan kebetulan property yang sudah mereka beli ini benar-benar sesuai dengan keinginan dia. Saya pun penasaran dan berusaha mengorek lebih jauh.
Kemudian dia menjelaskan, keputusan ini diambil ketika kantor tempat suaminya bekerja memutuskan untuk memindahkan kantor pusat ke daerah BSD City. Untuk bolak – balik dari BSD City ke apartemen mereka di pusat kota kok seperti kurang efisien. Kebetulan, mereka masih punya sedikit simpanan dari “angpau” hadiah pernikahan. Sehingga akhirnya mereka memutuskan untuk pindah saja ke BSD city. Mulailah ia dan suaminya bergerilya mencari property yang pas di BSD City.
Awalnya mereka fokus mencari rumah/landed house. Tapi setelah dipikir ulang, ternyata teman saya masih lebih memilih untuk tinggal di apartemen, terutama karena faktor fasilitas dan keamanan. Rumah juga dirasa terlalu besar untuk mereka yang hanya berdua. Apalagi mereka berdua juga bekerja sehingga tidak ada waktu untuk beres – beres rumah.
Pencarian pun dikerucutkan ke unit apartemen. Teman saya berdoa semoga dapat apartemen yang cocok dengan keinginannya, tidak terlalu banyak penghuninya, tapi fasilitas tetap seperti apartemen eksklusif.
Sampai akhirnya suatu hari, ia diajak untuk melihat Apartemen Asatti oleh suaminya. Ia bilang sudah banyak teman – teman kantornya yang akhirnya membeli unit di sana. Mereka pun berkunjung ke sana dengan didampingi staff marketing dari BSD City.
Teman saya bercerita ia sudah excited ketika naik mobil menuju Asatti. Jalan menuju Asatti mulus dan lebar. Kemudian mereka masuk ke sebuah Cluster Besar bernama Vanya Park. Marketing BSD City menjelaskan bahwa Cluster Asatti ini merupakan bagian dari Cluster Vanya Park, yang baru dikembangkan oleh BSD City. Cluster Asatti terbagi lagi menjadi Asatti Agate, Asatti Aventurine, Asatti Carnelian, Asatti Chalcedony, dan Asatti Amethyst.
Yang paling membuat teman saya jatuh cinta adalah keberadaan danau buatan yang bagus sekali di cluster Vanya Park. Tentu saja danau ini bisa dinikmati oleh seluruh penghuni cluster yang ada di Vanya Park. Kemudian, dia melihat sebuah bangunan besar yang ternyata merupakan club house dengan beragam fasilitas, yang tentu saja bisa dinikmati juga oleh seluruh penghuni Cluster.
Sesampai di depan gedung apartemen yang akan mereka lihat, yaitu Asatti Aventurine, teman saya makin bahagia, karena ternyata Asatti Aventurine adalah low rise apartemen. Hanya terdiri dari 4 lantai saja. Tapi, walaupun hanya terdiri dari 4 lantai, pengelola tetap menyediakan LIFT bagi para penghuninya. Tampak luar gedung juga jauh berbeda dari high rise apartemen yang menjamur dimana – mana. Apalagi dibandingkan dengan superblok apartemen yang ia tinggali sekarang. Unit – unit di Asatti Chalcedony ini otomatis tidak sebanyak highrise Apartemen.
Teman saya ini bercerita bahwa melihat apartemen Asatti Chalcedony ini, ia teringat masa kecilnya di pinggiran kota Tokyo, dimana mereka sekeluarga tinggal di komplek Flat bersama keluarga Jepang lainnya. Dia ingat, karena penghuni tidak terlalu banyak, mereka sangat akrab satu sama lain. Suasananya sangat homey, jauh berbeda dengan suasana high rise apartemen yang cenderung individualis.
Mereka pun masuk untuk melihat unit – unit yang ada. Kebanyakan unit di sini memang hanya memiliki 1 kamar tidur, tapi space yang ada masih cukup luas. Yahh cocoklah sebagai starter home buat mereka. Suaminya senang karena area parkir masih bisa dilihat dengan jelas dari unit mereka, sehingga ia bisa memantau kondisi mobilnya saat tidak dipakai. Tapi, yang membuat teman saya jatuh cinta seketika adalah, di depan gedung apartemen mereka ada gedung Asatti Agate yang ukurannya lebih besar dan di tengah unit – unit apartemen tersebut ada kolam renang yang cukup panjang. Tentu saja kolam renang itu juga boleh digunakan oleh penghuni lain di cluster Asatti.
Jadi kebayang ya bok.. mau berenang tinggal turun, nyebrang sedikit. Kalau disana penuh, tinggal jalan atau bisa juga naik sepeda ke clubhouse.
Sambil bercerita, dia juga menunjukkan foto – foto yang dia ambil selama kunjungan di sana. Dia bilang mereka langsung urus pembelian property pertama mereka ini, dan 3 bulan lagi sudah siap pindah ke Asatti, bersamaan dengan habisnya sewa apartemen lama mereka. Dia bahkan sudah bersiap membeli sepeda, karena dia mau mulai bersepeda lagi, mengingat infrastruktur yang mendukung. Dia juga udah berkhayal, jadi nanti kita sore – sore bisa piknik di pinggir danau ya.. bayangin aja ceritanya kita lagi di Lake Como di Italy. Kita semua tertawa mendengar khayalannya ini.
Setelah mendengar ceritanya dan melihat – lihat fotonya saya pun penasaran, saya tanya berapa sih harganya? Kemudian dia membisikkan sebuah angka, dan saya pun langsung kaget.. Wah, masih ada ya di BSD City property dengan harga yang super terjangkau. Langsung saya catat nomor telepon marketing BSD City, dan langsung bikin janji untuk survey ke sana.