Penulis: Firsa Amanda | Editor: Ratna MU Harahap

BUMI1

Di zaman sekarang ini, memang sulit menghindari hari-hari kita tanpa email. Tapi seberapa sering kita mempertimbangkan dampak lingkungan dari pesan virtual ini? Mungkin sepintas, pesan digital terjadi untuk menghemat sumber daya dan waktu. Tidak seperti surat menyurat tradisional, yang membutuhkan kertas atau perangko; email tidak ada yang harus dikemas atau diangkut. Banyak dari kita semua cenderung berasumsi bahwa menggunakan email membutuhkan sedikit listrik daripada listrik yang digunakan untuk menyalakan computer kita. Bahkan kita cukup sering untuk mengabaikan penggunaan energi “tak terlihat” seperti yang terlibat dalam menjalankan jaringan dan memelihara seluruh infrastruktur fisik di belakangnya – terutama dalam hal mengirim dan menyimpan data salah satunya yaitu email.

Setiap email yang masuk ke dalam inbox di dunia ini disimpan di sebuah server. Jumlah datanya pun luar biasa loh Observer! Penyimpanan data untuk itu membutuhkan kumpulan server yang besar seperti pusat raksasa dengan jutaan komputer yang menyimpan dan mengirimkan informasi. Server ini mengkonsumsi energi dalam jumlah besar, 24 jam sehari, dan membutuhkan tak terhitung liter air, atau system pendingin udara, untuk pendinginan.

Semakin banyak pesan yang terkirim, diterima, dan disimpan, semakin banyak dan besar server yang dibutuhkan – yang berarti lebih banyak energi yang dikonsumsi, dan lebih banyak emisi karbon.

BUMI2

Menurut spesialis jejak karbon Mike Berners-Lee, setiap email spam – bahkan jika kita tidak membukanya – melepaskan sekitar 0,3 gram CO2 ke dalam udara. Sedangkan untuk email dengan teks yang cukup banyak dan terdapat lampiran dapat melepaskan hingga 50 gram. Emisi karbon ini berasal dari energi yang digunakan untuk mengoperasikan komputer, mengakses internet dan seluruh system fisik serta infrastruktur di balik semuanya, termasuk penyimpanan dan transmisi informasi melalui pusat data.

Hayoo disini siapa yang suka membiarkan emailnya penuh begitu saja dengan spam-spam yang masuk atau bahkan iklan yang sebenarnya Observer abaikan? Jadi merapikan kotak masuk email adalah cara cepat dan mudah sebenarnya untuk mengurangi konsumsi listrik di bumi. Meluangkan beberapa menit untuk melakukan detoks digital dan ramah lingkungan dengan menghindari pengiriman surat yang tidak perlu, mengurangi jumlah spam yang Observer terima, dan membersihkan kotak masuk secara teratur juga sangat membantu ya!

BUMI3

Berikut ini ada beberapa hal mudah yang dapat Observer lakukan untuk membantu menjaga inbox  email agar tetap bersih dan ramah lingkungan:

1.Cari dan musnahkan:

Cukup sebulan sekali secara rutin, Observer dapat memilah kotak masuk untuk mencari email lama yang tidak perlu yang dapat dihapus.

2.Buang email di sampah:

Kosongkan folder sampah email secara teratur.

3.Kelola langganan email:

Apakah Observer cukup sering untuk berlangganan email-email entah itu agar tidak ketinggalan promo atau informasi? Namun apakah Observer benar-benar membutuhkan langganan email tersebut? Sebaiknya pilah terlebih dahulu mana yang benar-benar harus Observer berlangganan untuk menghindari email yang masuk.

4.Matikan notifikasi media sosial:

Jika Observer menerima email notifikasi dari jejaring social seperti Facebook, LinkedIn, dan Twitter, nonaktifkan kecuali Observer benar membutuhkannya. Sering kali, mereka hanya menduplikasi informasi yang sudah diterima langsung melalui situs web atau aplikasi.

About Author

administrator

Property Observer adalah portal yang memberi informasi secara up to date dan informatif, baik dalam segi lifestyle , bisnis, dan segala jenis aspek kebutuhan. Namun dari semua itu ada satu aspek yang sangat di butuhkan oleh manusia yaitu property.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *