Penulis: Andria Harahap | Editor: Ratna MU Harahap
Hai Observer kali ini saya ingin membahas mengenai sebuah ajang olahraga super, yaitu F1. Kenapa sih saya menganggap olahraga ini super? Jelas saja karena semua yang terlibat disini harus memiliki kemampuan super. Mulai dari kendaraannya yang tentunya harus memiliki kekuatan super, para atletnya yang jelas memiliki kemampuan di atas manusia pada umumnya, dan tentu saja pengemasan ajang ini sehingga bisa menghasilkan keuntungan yang luar biasa besar bagi semua yang terlibat di dalamnya.
Ajang Formula One (F1) ini digemari oleh sekitar 445 juta fans yang tersebar di segala penjuru dunia, yang menjadikan atlet F1 menjadi salah satu komoditi yang paling diminati oleh brand terkemuka. Sebut saja Lewis Hamilton yang mendapatkan total nilai kontrak sebesar 62 juta US Dollar atau sekitar 908 miliar rupiah dari hasil partnershipnya dengan brand seperti IWC, Puma, dan Monster Energy. Atau bahkan team Ferrari yang merupakan salah satu team dengan nilai kekayaan sebesar 1,5 miliar US Dollar atau sekitar 120 triliun rupiah.Angka-angka ini merupakan angka yang fantastis!
Herannya, dengan jumlah fans yang luar biasa besar dan nilai ekonomi yang tinggi, perhelatan F1 ini kurang mendapat sambutan di negara super power, yaitu Amerika Serikat. Publik Amerika Serikat menganggap ajang ini kurang “cool”. Mereka sendiri kurang antusias dengan olahraga ini. Pembalap F1 dari Amerika Serikat yang dianggap berhasil hanyalah Mario Andretti yang berjaya hampir setengah abad yang lalu. Bahkan perhelatan F1 terakhir kali diadakan di Amerika Serikat adalah pada tahun 2012 dan belum pernah diadakan lagi sampai tahun 2022.
Sampai akhirnya perhelatan F1 kembali digelar di Amerika Serikat tepatnya di Miami. Tak disangka ternyata publik Amerika Serikat sudah memiliki pandangan yang berbeda terhadap acara ini. Sebanyak 82,500 orang datang menghadiri acara ini secara langsung, dan konon memberikan masukan positif senilai 400 juta US dolar atau sekitar 5 triliun rupiah terhadap perekonomian lokal. Siaran langsung yang ditayangkan lewat Stasiun TV ABC juga tercatat ditonton oleh 2,6 juta orang penduduk Amerika Serikat, yang merupakan jumlah tertinggi selama sejarah penayangan olahraga ini di Stasiun TV ABC.
Salah satu faktor yang dianggap cukup menentukan keberhasilan event ini adalah lokasi penyelenggaraan, yaitu di Miami, yang terkenal sebagai kota yang berkarakter dan glamor. Sejumlah acara penunjang seperti party bersama para atlet dan artis-artis terkemuka selalu sold out! Padahal harga undangan yang dibandrol 3000 US Dollar atau sekitar 43 juta rupiah ini bukanlah harga yang murah. Namun, kesempatan untuk melihat dan bahkan berinteraksi langsung dengan para superstar dan merasa menjadi bagian dari sebuah ajang yang spektakuler merupakan kebanggaan tersendiri bagi mereka yang bisa hadir secara langsung.
Begitu juga dengan penonton yang datang menonton, dengan membayar harga tiket mulai dari 730 US Dollar atau sekitar 10 juta rupiah. Bagi mereka ajang F1 ini merupakan suatu hal yang menarik dengan kesenangan yang sesuai dengan harga yang mereka bayarkan. Walaupun tidak semua benar-benar tertarik mengikuti, namun vibes yang dirasakan di acara ini dan hype yang dihasilkan bisa dinikmati oleh para penonton. Satu-satunya isu yang cukup mengganggu para penonton, terutama bagi mereka yang duduk di bangku standard adalah udara Miami sedang panas-panasnya, suhu mencapai 34°celcius, dan tidak banyak pohon yang melindungi area penonton. Air mineral dijual dengan harga cukup tinggi, dan terlihat antrian yang cukup panjang di beberapa water station yang ada di area.
Namun, hal ini tidak menyurutkan semangat para fans dan penyelenggara. Hal ini terlihat dari rencana untuk menggelar lagi acara yang sama di Las Vegas pada bulan November tahun 2023. Pemilihan waktu dan lokasi ini disebabkan karena suhu di bulan November di Las Vegas biasanya berkisar di 21° celcius dinilai lebih “bersahabat” sehingga penonton bisa menikmati acara ini dengan lebih nyaman.
Melihat animo publik yang sangat tinggi, klub besar lain seperti Audi dan Porsche langsung menyatakan akan berpartisipasi di tahun 2026. Brand-brand besar lain pun langsung menyatakan minatnya untuk masuk ke ajang ini. Salah satu yang sudah bergabung adalah brand jam tangan Girard-Perregaux, yang langsung bergerak cepat untuk memproduksi jam khusus untuk F1.
So, fasten your seatbelt, see you next year at Las Vegas and let’s join and enjoy all the hype!
Sumber:
Artikel ini merupakan terjemahan bebas dari artikel:
https://www.bloomberg.com/news/newsletters/2022-05-13/formula-one-miami-was-mostly-a-hit-now-what?