KETIKA SEORANG ANAK MUDA 26 TAHUN MENOLAK 100 JUTA DOLLAR
BAGAIMANA DENGAN OBSERVER?
AKAN KAH MELEPASKAN ASSET JIKA ADA YANG MENAWAR TIBA-TIBA?
Di awal bulan Juni 2018, Bloomberg.com mengulas tentang Quek Siu Rui, pendiri aplikasi Carousell yang merupakan platform penjualan barang bekas terbesar di Asia Tenggara. Beberapa tahun sebelum ulasan tersebut diterbitkan, Quek menolak tawaran para investor yang berkeinginan membeli perusahaan start-up yang didirikannya dengan jumlah tawaran yang cukup fantastis yaitu sebesar 100 juta dollar.
Rupanya, keputusan tersebut merupakan keputusan yang tepat!
Saat ini Carousell bernilai 500 juta dollar, dan Quek yakin, nilai ini akan terus berkembang. Carousell beroperasi di 7 negara-negara Asia-Pasifik termasuk Singapura, Australia dan Hong Kong. Baru-baru ini mereka menerima tambahan dana untuk membiayai ekpansi ke negara-negara lain seperti Indonesia, Filipina dan Taiwan. Masih banyaknya pasar yang diincar oleh perusahaan bau kencur tetapi brilian ini merupakan salah satu alasan Quek menolak menjual Carousell.
Quek dan timnya bercita-cita mengalahkan e-Bay dan Craiglist, Inc.
Saya sih sangat tertarik dengan perkembangan Carousell ini, lho Observer. Pernah coba pakai? Para pendiri Carousell ini memanfatkan artificial intelligence untuk memperpendek proses pengunduhan produk. Jadi ketika foto di upload, artificial intelligence milik Carousell dapat mengidentifikasi bahawa barang dalam foto tersebut adalah sebuah tas atau sepasang sepatu atau benda lain dan kemudian aplikasi ini akan memberikan usulaan kategori barang dan judul. Mereka juga sedang bekerja agar aplikasi ini nantinya dapat memberikan usulan harga yang optimal.
Terlepas dari kehebatan Quek dan aplikasi Carousell-nya, bagaimana kalau suatu hari, Observer sendiri yang menghadapi pilihan sulit seperti ini?
Contohnya, property yang anda tinggali tiba-tiba ditawar dengan harga tinggi. Apakah anda mau melepasnya? Atau bertahan?
Secara singkatnya sih, apabila suatu hari Observer menghadapi pilihan seperti ini untuk property milik Observer, tentu kita tidak bisa mengikuti strategi berfikir Quek.
1. Dalam kasus Quek, dia memiliki kendali atas perkembangan produknya sehingga sedikit banyak ia bisa mengendalikan value atas produknya. Tapi, dalam kasus property, sayangnya, market atau pasar dan ekonomi secara keseluruhan sangat berpengaruh. Walaupun secara umum, harga tanah akan naik, tetapi coba perhatikan apakah Kawasan anda termasuk Kawasan yang akan bertambah terus atau sudah mulai stagnan? Contoh, Kawasan baru dengan perkembangan pesat seperti BSD, mungkin bisa lebih menjanjikan secara kenaikan nilai dibandingkan Kawasan lain di daerah Jakarta.
2. Pada saat mengambil keputusan itu, Quek berumur 26 tahun. Waktunya menuju masa pensiun masih sangat panjang sehingga ia masih sanggup mengambil resiko tinggi. Tapi, keputusan mungkin akan berbeda ketika si pengambil keputusan berumur 46 tahun. Masa pensiun yang sudah jauh lebih dekat, biasanya membuat orang cenderung lebih konservatif dan menghindari resiko.
3. Duduk tenang dan evaluasi kondisi keuangan anda pada saat tawaran di terima. Apakah anda memerlukan dana tunai dalam waktu yang tidak terlalu lama? Apakah dengan dana yang diterima ada pilihan investasi yang lebih menguntungkan?
Selamat mengambil keputusan!