Penulis: Christopher Rahardja | Editor: Ratna MU Harahap

MENARI1

Pada pertengahan Juli tahun 1518, tanpa sebuah alasan yang jelas, para penduduk kota Strasbourg di Prancis mulai menari secara bersamaan di jalanan, banyak yang tidak dapat berhenti bahkan menahan diri menari sampai kelelahan dan berakhir dengan kematian. Para penduduk menari dari pagi sampai malam, banyak dari mereka yang menari sampai pingsan dan menjemput ajal.

Wabah menari misterius yang berlangsung hingga bulan Agustus telah merenggut sebanyak 400 nyawa. Wabah tersebut dimulai dari seorang wanita bernama Frau Troffea, yang menari sendiri selama hampir seminggu. Segera setelah wabah mulai menyebar, lebih banyak orang yang ikut menari dan pada minggu kedua sekitar 30 orang tertular wabah menari.

MENARI2

Mereka yang menari awalnya terlihat bersuka ria sampai akhirnya kelelahan dan tak sadarkan diri. Bahkan beberapa diantara mereka sampai mulutnya mengeluarkan busa. Beberapa mengalami kejang-kejang yang menyakitkan sampai meninggal. Mereka menari tanpa diiringi oleh musik, tanpa menunjukkan rasa gembira dan tak terkendali. Ketika seorang penari mati kelelahan, penari lainnya akan terus menari di sekitar mayat bahkan mereka tidak bisa berpindah tempat.

Banyak yang berteriak minta tolong pada mereka yang menonton tetapi bagaimana cara membantu orang-orang yang menari tanpa henti itu? Pemerintah kota bingung dengan kejadian itu dan mencoba sejumlah cara. Dari menahan mereka untuk berhenti menari dengan membungkus dengan kain hingga menggiring mereka ke aula di mana musik dimainkan dengan harapan ketika musik berhenti mereka akan ikut berhenti menari. Namun, semua itu hanya tambah memperburuk keadaan.

MENARI3

Penjelasan modern tentang apa yang terjadi pada masa itu berkisar dari epilepsi massal hingga keracunan makanan dengan zat psikoaktif. Wabah Menari Strasbourg pada tahun 1518 bukanlah kejadian yang unik. Kejadian serupa juga pernah melanda kota-kota kecil dan desa-desa di sepanjang Sungai Rhine selama bertahun-tahun, tetapi hal tersebut hanya mempengaruhi sejumlah kecil tempat dan sering mereda tanpa adanya kematian.

Satu-satunya kesamaan yang mempengaruhi daerah-daerah tersebut adalah sistem kepercayaan pada St Vitus, seorang santo Katolik. Diyakini oleh banyak orang bahwa St Vitus dapat mengutuk orang berdosa untuk menari sampai mati. Keyakinan yang dipegang teguh ini, dikombinasikan dengan tekanan melihat orang lain menari di luar keinginan mereka, mungkin telah mendorong mereka untuk bergabung menari untuk menebus dosa-dosa.

MENARI4

Karena kepercayaan St Vitus telah mempengaruhi mereka, St Vitus terbukti menjadi satu-satunya solusi untuk masalah hidup mereka. Setelah hampir dua bulan, para pejabat mendapatkan ide untuk membawa para penari ke kuil di puncak gunung mempertemukan mereka dengan pendeta di mana mereka bisa berdoa untuk pengampunan dosa.

Mengingat kesempatan itu untuk menenangkan jiwa mereka yang bersalah, banyak penari yang mampu mendapatkan kembali kendali atas anggota tubuh mereka dan akhirnya berhenti menari. Wabah itu berakhir pada awal bulan September 1518. Itu adalah wabah menari yang paling parah dan terakhir yang pernah menyerang Eropa. Ketika kepercayaan pada Saint Vitus sedikit demi sedikit menghilang, fenomena aneh dan mematikan itu juga ikut berakhir. Wabah menari tetap tercatat dalam buku-buku sejarah sebagai salah satu wabah misterius paling aneh yang pernah terjadi.

Referensi:

WIKIPEDIA

allthatsinteresting.com

About Author

administrator

Property Observer adalah portal yang memberi informasi secara up to date dan informatif, baik dalam segi lifestyle , bisnis, dan segala jenis aspek kebutuhan. Namun dari semua itu ada satu aspek yang sangat di butuhkan oleh manusia yaitu property.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *