Penulis: Christopher Rahardja | Editor: Ratna MU Harahap
Pada usia dua puluhan, Frank Abagnale Jr. telah menyusun skema penipuan untuk mengumpulkan uang hingga mencapai jutaan dolar. Dia berhasil menyamar di berbagai profesi tanpa pernah ketauan sehingga ia mendapat julukan penipu ulung terkenal di Amerika. Pada usia 21 tahun, dia adalah salah satu penjahat paling dicari di dunia. Di akhir karirnya, ia membantu FBI menangkap penipu seperti dirinya.
Frank Abagnale lahir pada tahun 1948 di kota New York, Amerika. Setelah orang tuanya berpisah ketika dia berusia 14 tahun, dia memilih jalur kriminal sebagai jalan ninjanya. Dia mulai mengutil, korban pertamanya adalah ayahnya sendiri. Frank membeli ban dan baterai di pom bensin menggunakan kartu kredit ayahnya. Kemudian dia meminta uang tunai kepada petugas sebagai imbalan atas pembelian produk-produk itu. Frank mengajak gadis-gadis berkencan dengan uang yang dia hasilkan. Ketika Abagnale Sr. secara tiba-tiba menerima tagihan sebesar $3.400, Frank harus berhenti mengutil ayahnya.
Pada usia 16 tahun dia meninggalkan rumah dan memutuskan untuk menggunakan kecerdasannya sebaik mungkin. Dia memalsukan SIMnya agar tampak 10 tahun lebih tua. Dia membuka banyak rekening bank dengan identitas yang berbeda. Kemudian dia mencetak ceknya sendiri, menyetorkannya dan membuat bank-bank mengeluarkan uang tunai. Sayangnya, skema pemalsuan itu berumur pendek karena bank akhirnya menuntut pembayaran.
Lalu Frank datang dengan rencana yang lebih canggih. Dia menuliskan nomor rekeningnya pada slip setoran kosong yang ada di bank dan mencampurnya. Nasabah bank yang ceroboh mengisinya dan secara praktis memberikan uang mereka kepada Frank. Selama bertahun-tahun cek palsu tersebut memungkinkan dia untuk menguangkan sekitar $2,5 juta.
Agar terlihat lebih meyakinkan saat menguangkan cek, dia memutuskan untuk meng”upgrade” dirinya menjadi seorang pilot. Dia memalsukan lisensi pilot dan ID karyawan Pan Am kemudian dia berbohong bahwa dia kehilangan seragamnya di sebuah hotel dan segera menerima seragam baru. Pada masa itu, pilot dapat mengejar penerbangan dan menginap di hotel dengan biaya perusahaan.
Frank terbang lebih dari 1 juta mil ke 26 negara di lebih dari 250 penerbangan. Meskipun dia selalu bepergian sebagai seorang penumpang tetapi terkadang pilot menawarinya untuk mengambil alih kemudi pesawat. Tak lama setelah itu, dia pindah ke Georgia. Dia bekerja sebagai dokter anak selama kurang lebih 11 bulan di Georgia. Ketika seorang bayi hampir meninggal karena ketidakmampuannya, dia berhenti.
Karier berikutnya adalah seorang pengacara. Frank berpura-pura menjadi lulusan Harvard. Dia benar-benar lulus ujian pengacara dan mendapatkan pekerjaan legal. Setelah rekannya, seorang alumnus Harvard asli, mencoba menggali masa lalunya, Frank melarikan diri. Dia akhirnya pindah ke Montpellier, Prancis untuk tetap hidup merendah. Sayangnya, seorang pramugari Prancis yang seorang mantan pacarnya mengenalinya dan memberi tahu polisi.
Ketika Abagnale akhirnya ditangkap pada tahun 1969, dua belas negara meminta ekstradisinya. Dia menjalani hukuman di Prancis dan Swedia dan akhirnya dideportasi ke Amerika Serikat. Setelah berani melarikan diri dari pesawat, dia ditangkap dan dijatuhi hukuman 12 tahun penjara.
Ketika di penjara, dia menyamar sebagai inspektur yang sedang dalam penyelidikan untuk menerima perlakuan khusus dari para narapidana lain. Pada tahun 1971 percaya atau tidak dia berhasil melarikan diri tetapi kemudian tertangkap. Pada tahun 1974, dia dibebaskan bersyarat, dengan syarat utama dia harus bekerja untuk FBI dalam rangka memecahkan kasus penipuan dan menangkap penipu yang sejenis dengannya.
Sejak saat itu, Abagnale menggunakan pengalamannya yang luar biasa untuk menyelidiki penipuan yang dilakukan orang lain. Dia mendirikan sebuah perusahaan yang mengajarkan bagaimana mencegah penipuan. Pada tahun 2002 kisahnya menginspirasi film Steven Spielberg yang berjudul Catch Me If You Can yang dimainkan oleh Leonardo DiCaprio dan Tom Hanks.
Referensi :
