Penulis: Christopher Rahardja | Editor: Ratna MU Harahap
Penyedap rasa selalu ada di setiap masakan yang kita makan. Memasak tanpa diberi penyedap rasa, ibarat sayur tanpa garam, tidak ada cita rasanya sebuah makanan tanpa adanya penyedap rasa. Penyedap rasa atau yang biasa disebut micin oleh para generasi milenial, memang membuat makanan menjadi enak dan sedap untuk dinikmati. Meskipun banyak yang menganggap bahwa micin bisa membuat seseorang mengalami penurunan kecerdasan, toh banyak juga penggemarnya.
Media sosial membuat micin terkenal dikalangan banyak orang. Postingan seorang anak milenial yang melakukan kekonyolan di media sosial dikomentari oleh netizen dengan selipan kata-kata “generasi micin”. Hal itu membuat banyak orang yang penasaran tentang bubuk penyedap rasa tersebut. Tak jarang mereka yang berkomentar di media sosial dengan generasi micin juga ikut latah di dunia nyata dengan lontaran kata-kata tersebut untuk seseorang yang dianggap bodoh.
Beberapa orang menganggap bahwa micin dibuat dengan menggunakan zat kimia berbahaya, mereka mengira bahwa micin mempunyai banyak efek negatif yang akan ditimbulkan oleh seseorang yang mengkonsumsinya, salah satunya ya melakukan hal-hal yang gila dan konyol. Micin atau dalam bahasa ilmiahnya disebut dengan Sodium Glutamat merupakan salah satu bentuk garam yang mempunyai fungsi sebagai penyedap masakan.
Tetapi bagaimana kalau alam sudah menyediakan micin alami sebagai penyedap rasa untuk makanan. Di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat tepatnya di desa Tembak dari dulu penduduk daerah tersebut sudah mengenal micin alami yang digunakan sebagai penyedap rasa dalam makanan. Micin alami tersebut berasal dari daun yang bernama Sengkubak yang bisa dicampur sebagai penambah cita rasa dalam masakan.
Untuk meramu daun Sengkubak sebagai campuran dalam masakan, biasanya penduduk sekitar menumbuk atau memotong kecil-kecil dan kemudian mencampurnya dengan berbagai bahan makanan yang akan dimasak. Ternyata, daun Sengkubak mempunyai kandungan Asam Glutamat yang berfungsi sebagai penyedap rasa alami berbeda dengan Sodium Glutamat yang mengandung unsur garam yang tidak baik bagi penderita tekanan darah tinggi.
Warga kampung Tembak Kabupaten Sintang sudah turun temurun menggunakan daun Sengkubak sebagai penyedap rasa dalam makanan sejak dari nenek moyang mereka dahulu. Untuk membuat penyedap rasa alami tersebut dengan agar tahan lama masyarakat kampung Tembak biasanya akan mengeringkan dan mengolahnya menjadi serbuk.
Alam memang sudah menyediakan semua kebutuhan manusia untuk bertahan hidup, bahkan sampai penyedap rasa saja sudah tersedia. Hanya saja manusia sering tidak mengetahui akan adanya sesuatu diluar sana yang bermanfaat bagi dirinya.