Walaupun tokoh-tokoh dunia seperti mantan Wakil Presiden Amerika Serikat Al Gore dan Aktor terkenal Leonardo DiCaprio sudah sangat lantang menyerukan dan mengkampanyekan penghijauan, perjalanan menunju pelestarian lingkungan masih panjang. Di Indonesia sendiri perjuangan ini juga tidak mudah. Dikarenakan kebutuan akan energi dan sumber daya lainnya yang rendah biaya, pengadaan sumber daya ini sering kali merusak alam. Indonesia mengandalkan tenaga batu bara yang relative murah, tetapi tidak ramah lingkungan karena mengeluarkan emisi gas greenhouse yang tinggi dan menyebabkan global warming. Khusus di kota-kota besar seperti Jakarta, tingkat polusi diperburuk oleh meningkatnya jumlah kendaraan bermotor di jalanan yang semakin hari semakan padat menyebabkan meningkatnya gas CO2. Parahnya, pohon-pohon rindang di jalan juga terpaksa dikorbankan untuk pelebaran jalan.

Water Treeatment Plant
                     Selain mahir memerankan peran, aktor ganteng ini juga gencar menyuarakan penghijauan

     Pada pertemuan antar walikota-walikota dunia di Paris tahun 2016, Leonardo DiCaprio memberikan sambutannya dan ia sangat mendorong agar para walikota ini berkomitmen untuk mengambil langkah nyata untuk mengatasi perubahan iklim dan pemanasan global. “Climate change is the most fundamental and existensial threat to our species. The consequences are unthinkable and worse, it has the potential to make our planet unlivable”.

     Diakui, dilemma antara energi yang murah meriah dengan polusi dan global warming memang menjadi masalah bagi kota-kota di dunia yang tingkat pendapatannya terbatas seperti Jakarta. Akhirnya, beberapa perusahaan besar di Indonesia melalui CSR-nya berusaha berkontribusi dengan melakukan program-program ramah lingkungan seperti penyebaran pohon, penyuluhan dan lain-lain. Langkah yang lebih nyata diambil oleh Sinarmas Land sebagai pengembang BSD City.

Sungai Cisadane
                                                          Kawasan “Green Belt” yang ada di atas Sungai Cisadane

 

     BSD City memfokuskan usaha membangun perumahan yang ramah lingkungan melalui empat area: iklim yang meliputi area pejalan kaki yang nyaman, manajemen air, manajemen sampah dan manajemen energi. Untuk air, BSD City memiliki ruang terbuka hijau yang ada di sisi Sungai Cisadane sepanjang 6 kilometer sebagai kawasan sabuk hijau (Green Belt). Salah satu fungsinya adalah untuk mengamankan dan melestarikan Daerah Aliran Sungai (DAS) tersebut. Untuk kebutuhan air bersih bagi para penghuni sehari-hari, suplai air bersih di peroleh dari instalasi pengolahan air bersih (Water Treatment Plant/WTP) yang air bakunya diambil dari Sungai Cisadane. Air dari WTP ini yang dialirkan ke rumah-rumah penghuni di kluster-kluster yang dikembangkan BSD City. Sementara air hujan yang turun, selain meresap di area resapan, ruang terbuka hijau, dan lubang-lubang biopori, juga mengalir ke sungai-sungai kecil di dalam kawasan perumahan untuk kemudian ditampung pada danau-danau buatan.

Penyaluran Air Bersih
                           Ini dia pipa yang menyalurkan air bersih ke rumah-rumah yang ada di BSD City
Lubang Biopri
                                                                                                Lubang sumur Biopori

     Kalau Observer ingin mencoba rasanya tinggal di lingkungan yang hijau coba kunjungi Vanya Park yang merupakan cluster induk dari Asatti. Kenyamanan area pejalanan kaki tidak perlu dipertanyakan lagi karena merupakan standar bagi BSD City. Begitu pula keunggulan sumber daya air dan manajemen sampah. Tetapi, untuk area hijau Vanya Park ini juaranya. Kawasan ini bukan hanya memiliki semua yang ditawarkan BSD City, tetapi juga sebuah danau alami seluas 7 hektar ini berada di depan rumah anda. Tentu saja sekelilingnya dipenuhi dengan tanaman rindang yang sangat dibutuhkan untuk kebersihan udara sehingga apabila observer berjalan-jalan di lingkungan rumah Observer, yang terasa adalah udara yang lebih bersih dan nyaman.

     Yang lebih menggembirakan, Kawasan Vanya Park seluas 30 hektar ini memiliki kawasan-kawasan yang masih sangat terjangkau seperti Asatti. Lokasi Asatti ini tidak jauh dari danau. Sehingga apabila Observer keluar dari cluster Asatti, danau yang luas ini bisa langsung observer nikmati. Observer juga bisa memanfaatkan fasilitas ini untuk berolahraga. Asatti ditawarakan mulai Rp. 590 jutaan saja lho! Apabila Observer adalah salah satu penggiat green living, maka BSD City patut Observer perhitungkan sebagai alternative tempat tinggal.

 

Referensi:

1. https://www.citymetric.com/skylines/bsd-city-response-jakarta-s-rapid-urbanisation-1107 – diakses 26 November 2018

2. http://koran-sindo.com/page/news/2015-10-28/5/17/Mengolah_Air_Limbah_Cara_Pengembang_Menjaga_Kelestarian_Air_dan_Lingkungan diakses 25 November 2018

3. http://leonardodicaprio.com/leonardo-calls-for-climate-action-at-mayors-summit-in-paris-3/ – Diakses 25 November 2018

About Author

administrator

Property Observer adalah portal yang memberi informasi secara up to date dan informatif, baik dalam segi lifestyle , bisnis, dan segala jenis aspek kebutuhan. Namun dari semua itu ada satu aspek yang sangat di butuhkan oleh manusia yaitu property.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *