Penulis: Andria Harahap| Editor: Ratna MU Harahap
“We created them, we can take them back.” Berikut salah satu petikan dari pidato Presiden Vladimir Putin dalam pidatonya mengenai invasi Rusia ke Ukraina yang menggemparkan dunia, dan banyak mendapat kecaman dari segala penjuru dunia. Bukan hanya dari luar negeri, invasi ini juga mendapat kecaman dari rakyat Rusia sendiri. Sebanyak 850 orang di 44 kota di seluruh Rusia terlibat dalam sejumlah aksi demonstrasi memprotes aksi negaranya ini.
Pernyataan Putin di atas memang mungkin diambil secara harafiah dari sejarah panjang hubungan antara Ukraina dan Rusia yang disajikan dalam info grafis berikut:
Ketegangan memuncak ketika Putin mengakui Donbas sebagai negara merdeka, dan puncaknya adalah terjadinya invasi Rusia ke Ukraina. Invasi ini merupakan “kode keras” untuk negara-negara Barat dari Putin yang menyatakan bahwa Rusia tidak akan mundur dan akan menempatkan persenjataannya di Ukraina, Polandia dan Rumania.
Invasi Rusia ke Ukraina disebut sebagai sebuah perang asimetris, yakni perang antara kekuatan superior dan inferior. Dengan kondisi seperti itu, maka perang Rusia vs Ukraina akan berlangsung cukup lama.Perbandingan kekuatan militer dan anggaran perang jelas dimenangkan oleh Rusia.Sehingga secara teori Rusia pasti ingin melaksanakan perang dalam waktu secepat-cepatnya, sementara Ukraina pasti melancarkan perang berlarut.
Jika kita bertanya, apa sih dampaknya peristiwa ini bagi Indonesia? Ternyata dampaknya cukup signifikan,terutama dalam bidang pangan dan perdagangan. Indonesia tercatat mengimpor gandum dalam jumlah besar dari Ukraina, dengan rincian sebesar 2,99 juta ton pada 2019 dan 2,96 juta ton di 2020, atau sekitar 28 persen dari total impor biji gandum Indonesia. Sementara Ukraina tercatat mengimpor komoditas minyak kelapa sawit dan dari Indonesia dengan nilai impor sebesar 139 juta dolar AS di tahun 2019.Importir gandum terbesar kedua adalah Rusia. Dengan terjadinya peristiwa ini pasti akan membawa dampak terhadap harga gandum dunia yang bisa terasa oleh Indonesia. Serangan Rusia ke Ukraina juga membuat perkembangan pasar minyak dan gas (migas) dunia yang naik tajam. Tren harga minyak mentah yang telah menembus 100 dolar AS per barel dipengaruhi oleh pulihnya demand energy secara global serta terdampak dari meningkatnya ketegangan politik di Eropa Timur antara Rusia-Ukraina.
Jadi,marilah kita terus memantau kondisi yang terjadi di Ukraina sana. Diharapkan PBB dan NATO akan turun tangan untuk membantu Ukraina mengatasi masalah ini, karena jika tidak akan terjadi perang yang berkepanjangan yang bisa menimbulkan masalah global yang akan memberikan efek buruk pada kehidupan manusia.
Sumber: