Semenjak pandemi datang, berbagai kegiatan menyusuri alam naik daun. Teman-teman saya banyak memposting foto-foto mereka di berbagai wisata alam di sekitaran Jakarta dari mulai Gunung Halimun Salak sampai menikmati alam di Kawasan Sentul Bogor. Kegiatan ini naik daun karena selain menjadi obat rindu bagi mereka yang belum bisa travelling lagi, tapi juga menjadi sarana olah raga yang memang dibutuhkan untuk menjaga tubuh tetap bugar dan kuat di masa-masa pandemi ini.
Wisata alam terakhir saya adalah tahun lalu di Tangkahan, Stabat Sumatra Utara. Kalau pada belum tau, Tangkahan ini tempat penangkaran gajah Sumatera di Sumatera Utara. Alamnya masih sangat tersembunyi ini merupakan rumah dari sekitar 10 gajah yang dilindungi di Taman Nasional Leuser ini. Perlindungan gajah dan alam yang relative belum terjamah ini bahkan menarik Leonardo Dicaprio dan Adrien Brody untuk berkunjung ke Taman Nasional ini. Memang, melakukan jelajah alam seperti ini merupakan humbling experience. Disana kita menyadari betapa agung sang Pencipta dan sedikit banyak menyadari bahwa manusia seringkali lupa dan membabat alam dengan melupakan keseimbangan alam.
Sebenarnya apa sih yang dicari pada saat kita melakukan jelahah alam seperti itu?
1.Pemandangan alam
Kontur yang berbukit, pemandangan yang hijau, dan tanaman yang beraneka ragam tentu menjadi penyejuk mata kita yang tinggal di kota dan terbiasa melihat pemandangan hutan beton alias bangunan tinggi. Melihat pemandangan yang luas dan hijau bisa memberikan efek yang menenangkan dan mengurangi stress!
2. Menikmati alam yang segar seperti mandi di sungai
Di banyak wahana wisata alam, biasanya selalu ada sungai dan air terjun baik itu kecil maupun besar. Melihat air yang jernih, segar dan dingin, dijamin gak akan tahan kalau gak nyemplung! Siap gak siap dengan pakaian cadangan, kalau sudah lihat air jernih dan biru, pasti tergoda. Bahkan kalau di Tangkahan sih, masih banyak akar gantung dan air yang cukup dalam untuk kita terjun dari akar tersebut ke air. Terus terang, saya sih gak berani. Tapi, banyak sekali yang melakukan ini termasuk anak-anak saya.
3. Olahraga
Jelajah alam ini sebenarnya olahraga yang cukup berat lho, tapi karena sambil santai dan senang melihat pemandangan yang indah ditambah udara yang biasanya tidak terlalu panas karena tertutup pohon, seringkali kita tidak merasa berat ketika mendaki jalan yang yang sedikit berbukit atau berjalan di air yang cukup berat.
4. Edukasi anak-anak
Kalau Observer menjelajah bersama anak-anak, lagi “Naik-naik ke Puncak Gunung” itu benar, lho. Walaupun mungkin bukan hanya pohon cemara, tapi tumbuhan yang ada di wahana alam seperti Tangkahan, Sentul dan Gunung Halimun Salak sangat beragam. Kesempatan emas untuk mengajarkan putra putri Observer tentang biologi tanpa harus membuka buku.
Tentu saja wahana alam ini banyak manfaatnya. Tapi kendala utamanya, lokasinya bisa jadi jauh dari tempat tinggal Observer. Kalau dari BSD City, Observer perlu sekitar 1,5 – 2 jam untuk sampai ke Sentul. Sekali-sekali pasti seru! Tapi sulit untuk dilakukan secara rutin. Nah, ini dia Obsever. Di BSD City ada lho cluster yang punya wisata alam private, alias khusus penghuni, yang gak kalah menarik dan edukatif.
[URIS id=8271]
Nava Park di BSD City memang menawarkan Botanical Park seluas 10 hektar yang dilengkapi dengan danau buatan dan sekitar 1500 pohon dari 100 spesies yang berbeda. Untuk jalan santai diantara alam yang hijau yang lebih rutin Observer bisa menggunakan fasilitas ini kalau tinggal di Nava Park. Kelengkapan dan keberagaman fasilitas di BSD City memang membuat BSD City menjadi Kawasan yang selalu dicari. Kalau Observer memang mencari property, segera kunjungi galeri pemasaran BSD City ya.