Penulis: Nasha Y. Lubis | Editor: Ratna MU Harahap

Sebagai seorang pengusaha, wajar apabila kita ingin mendapatkan untung sebesar-besarnya. Hm, walaupun saya selalu tidak setuju dengan kata sebesar-besarnya.  Saya lebih cocok dengan istilah “optimum” karena konotasi kata-kata “sebesar-besarnya” bisa menjadi tujuan yang menyesatkan.  Kalau mendengar kata-kata cheap itu yang ada di kepala saya itu adalah Paman Gober, atau George Costanza di Komedi Klasik Seinfield atau Mr. Krab di SpongeBob.

Apa sih bedanya?

pengusaha1

Secara umum, being cheap berarti kita tidak perduli dengan kualitas barang.  Contoh, nih, di salah satu episode Seinfeld, George memilih amplop paling murah untuk menyebarkan kartu pemberitahuan pernikahannya dengan tunangannya Susan.  Padahal si amplop murah ini membutuhkan waktu lama untuk merekatkan si amplop sehingga sebenarnya, George sudah membuang waktu demi si amplop dengan harga termurah tersebut.  Bisa juga dilihat bahwa cheap person biasanya berorientasi jangka pendek sementara orang yang frugal memiliki pertimbangan jangka panjang.

Berikut ini contoh “cheap” vs. “frugal” dalam berusaha:

1. Membeli barang sesuai positioning barang

Klien saya memiliki pabrik air minum dalam kemasan di daerah.  Distribusi mereka memang regional tapi cukup memiliki nama.  Positioningnya adalah “second brand to Aqua in the region” yang artinya apabila diartikan dalam kalimat, harga produk ini dibawah Aqua tetapi sebagai merek lokal, kualitas mereka paling atas.  Tentu saja selama bertahun-tahun hal ini berlaku hingga merek-merek nasional lainnya bermunculan.  Pemilik memutuskan untuk melakukan penghematan besar-besaran termasuk mengganti vendor karton.  Betul karton ini lebih murah dan secara penampakan tidak ada bedanya tapi, ternyata karton ini lebih tipis yang menyebabkan bocor secara besar-besaran atau dengan kata lain, tingkat kerusakan melonjak drastis.

2. Memanfaatkan Economic Order Quantity

Memesan barang dengan kuantitas minimum (minimum order) belum tentu yang termurah.  Perhitungkan biaya pemesanan, berapa kuantitas barang terpakai per hari dan berapa hari yang diperlukan sampai barang tiba di lokasi Observer serta jangan lupa perhitungkan cadangan.  Keterlambatan pemesanan, bisa menyebabkan lost order yang biayanya bisa jadi lebih tinggi.

3. Efisiensi Keperluan Kantor dan Pribadi untuk Pengusaha Pemula

pengusaha2

Apakah memiliki kantor seadanya menjadi pilihan dibandingkan kantor nyaman dan representative? Observer bisa mempertimbangkan berbagi ruko eksklusif dari BSD City.  Salah satu yang terjangkau tapi mewah adalah Tabespots di Cluster Tabebuya.  Pada saat mempertimbangkan Ruko yang dijual mulai Rp.1.9 M ini, Observer bisa mempertimbangkan Kawasan BSD yang masih bertumbuh sehingga potential marketnya juga terus berkembang, rendahnya biaya transportasi dan makan untuk Observer sendiri karena ada di rumah sendiri, serta ketersediaan human resources yang Observer perlukan untuk bekerja di perusahaan Observer tersedia luas karena lokasi BSD City yang memang dipenuhi dengan kelompok umur produktif.

4. Hire the right person not the lowest-paid personnel

pengusaha3

Untuk posisi yang Observer perlukan akan ada berbagai kualitas manusia yang mendaftar.  Misalnya, ada yang bersedia menerima gaji lebih kecil tetapi pengalaman kerjanya tidak sekaya pesaingnya yang meminta gaji lebih besar.  Resiko merekrut yang lebih murah tetapi kurang pengalaman adalah bahwa Observer harus melatihnya lagi, padahal Observer sudah sibuk dengan hal lain yang lebih krusial seperti produksi yang belum bisa didelegasikan ke orang lain.  Pada akhirnya Observer menghadapi resiko ke semua bidang tertangani setengah-setengah atau bahkan tidak tertangani sama sekali.

5. Tidak semua dapat dibuat sendiri

Misalnya saking ingin berhemat, Observer berusaha membuat website sendiri, padahal ini bukan bidang utama Observer.  Betul sih, Observer bisa membuat website sendiri tapi coba pertimbangkan bahwa saat ini banyak tawaran website setengah jadi, kenapa tidak beli yang setengah jadi saja? Observer bisa fokus pada main business Observer dan upaya-upaya pengembangan dan proses produksi yang lebih efisien.

Ingat ya Observer, perusahaan tidak tumbuh dari terus-terusan memangkas biaya jadi jangan sampai upaya penghematan sampai pada titik yang memeras resources yang menyebabkan Perusahaan menjadi stagnan dan sulit berkembang.

About Author

administrator

Property Observer adalah portal yang memberi informasi secara up to date dan informatif, baik dalam segi lifestyle , bisnis, dan segala jenis aspek kebutuhan. Namun dari semua itu ada satu aspek yang sangat di butuhkan oleh manusia yaitu property.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *