Penulis: Andria Harahap | Editor: Ratna MU Harahap

Halo Observer, pasti sudah kenal kan dengan brand Audemars Piguet kan, brand dari Swiss yang memproduksi jam, baik itu arloji maupun jam dinding yang mewah. Salah satu tipe yang paling terkenal adalah tipe Royal Oak, yang dirilis pada tahun 1972. Tipe ini merupakan jam tangan mewah pertama dengan desain sporty. Jam ini dirancang oleh Gérald Genta untuk menyambut perhelatan Baselworld di tahun 1971.

Piguet1

Nah, saat ini Audemars Piguet ternyata sudah melebarkan sayap, dengan membangun sebuah hotel, dengan nama Hotel des Horlogers yang berlokasi di Valley de Joux – Le Brassus, tempat pertama kali brand ini didirikan. Sebenarnya mereka mengakuisisi bangunan dari Hotel de France, yang sudah berdiri sejak tahun 1857.

Tentunya saya penasaran banget dengan hotel ini, apalagi dengan nama besar Audemar Piguet di belakangnya. Desain seperti apakah yang akan diusung oleh hotel ini, apakah masih satu nafas dengan desain jamnya? atau mereka akan menghadirkan sesuatu yang berbeda?

Hotel des Horlogers ini didesain oleh Bjarke Ingels dan ia memasukan DNA horological (seni dan ilmu yang berhubungan dengan waktu) dari Audemars Piguet ke dalam filosofi desain dengan menghadirkan desain yang luwes, dengan bentuk bentuk zigzag dan atap bernuansa hijau untuk menyelaraskan dengan kondisi landscape di sekitarnya.

Piguet2

Hotel des Horlogers ini merupakan sebuah eco hotel, yang dibangun untuk memenuhi standar Minergie – Eco yang ketat untuk menghasilkan bangunan yang pengunaan energinya rendah dan memperhatikan unsur-unsur ekologi lingkungannya. Implementasinya adalah dengan menggunakan pohon-pohon yang memang sengaja ditanam untuk kebutuhan pembangunan di sekitar lokasi sebagai material utama bangunan. Kemudian, dinding bagian dalam dan langit-langit dibangun dengan menggunakan warna “white beech” seperti pohon yang ada di sekitar lokasi.

Piguet3

Hotel ini juga menerapkan “zero plastic policy” di seluruh bangunan, dan telah menggunakan teknologi “recycle bio waste” sebagai penyedia energy untuk pemanas air dan pemanas ruangan di seluruh hotel.

Kamar-kamar tidur yang berjumlah total 50, didesain oleh AU*M, dimana setiap kamarnya memiliki nuansa organik yang kental. Bentuk lampu di kamar dibuat seperti batu, kemudian hampir semua furniture dibuat dengan bahan dasar batu dan kayu. Setiap kamar sudah memiliki kaca “floor to ceiling” dengan pemandangan langsung ke arah hutan Risoud.

Piguet6

Piguet4

Konsep desain ini menghasilkan sebuah bangunan yang unik, tetap terlihat mewah dan stand out namun konsep mewah yang ditampilkan bukanlah sebagai bangunan yang congkak. Kemewahan yang dihasilkan adalah kemewahan yang tetap melebur dengan lingkungan alam di sekitarnya. Mungkin ini yang dimaksud dengan understated luxury, yang juga terlihat jelas di jam-jam yang didesain oleh Audemars Piguet.

Untuk menginap disini pun ternyata kita harus merogoh kocek agak dalam, karena rate yang ditawarkan berkisar antara 6-24 juta rupiah per malam.

Tapi jangan salah ya Observer, walaupun terletak di lembah di sebuah kota kecil, namun hotel ini memiliki 2 restoran dengan bintang tiga Michelin yang dipimpin oleh Chef Emmanuel Renaut. Yang istimewa adalah bahan baku yang digunakan untuk restoran ini adalah bahan baku lokal, yang dihasilkan oleh petani disekitar.

Piguet5

Begitu pula dengan layanan Spa di hotel ini yang menggunakan produk-produk berbahan dasar tumbuhan yang tumbuh di area Valais.

Piguet6

About Author

administrator

Property Observer adalah portal yang memberi informasi secara up to date dan informatif, baik dalam segi lifestyle , bisnis, dan segala jenis aspek kebutuhan. Namun dari semua itu ada satu aspek yang sangat di butuhkan oleh manusia yaitu property.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *