Penulis: Santi Apriani | Editor: Ratna MU Harahap

Alffie1

Observer masih ingat dengan kasus Alfie di tahun 2009 lalu yang mendapat predikat ‘Ayah Termuda di Dunia’ di usianya yang baru 12 tahun? Kasus itu sangat heboh sampai menjadi perbincangan di seluruh belahan dunia.

Kendati di usia yang sangat muda, ayah termuda di dunia ini sempat mampu mengambil hati dunia karena rasa tanggung jawabnya. Namun takdir dan waktu tidak berbaik hati padanya karena saat ini dia harus menjalani hidup yang tidak mudah akibat masa lalunya tersebut.

Pada tahun 2009 silam, Alfie Patten yang berasal dari East Sussex, Inggris, memiliki bayi dengan pacarnya yang masih berumur 15 tahun bernama Chantelle Steadman. Meskipun usianya masih kecil, saat mendengarkan bahwa dia akan menjadi seorang ayah, Alfie yang masih polos sangatlah senang dan berusaha bertanggung jawab.

Alfie2

Saking sayangnya, Alfie bahkan belajar untuk merawat anaknya tersebut dari mulai mengganti popok hingga menggendongnya setiap hari. Namun, kebahagiaan sang bocah harus berakhir saat test DNA menyebutkan jika sang bayi bukanlah anak kandung Alfie.

Yang mengejutkan lagi, ternyata Chantelle memiliki banyak hubungan dan melakukan sex bebas tidak hanya dengan 1-2 pria, kemudian Chantelle beserta keluarganya sengaja memanfaatkan kepolosan Alfie dengan menyatakan bahwa dia hamil dari hasil hubungan badan dengan Alfie.

Sang Ibunda Alfie, Nicola tidak semata-mata mempercayai anaknya menghamili Chantelle dan memperjuangkan untuk dapat dilakukan tes DNA dan ternyata betul saja sang bayi ternyata bukan anak Alfie, melainkan anak seorang remaja yang merupakan teman Alfie, Tyler Barker.

Mendengar kabar tersebut, Alfie menangis berhari-hari. Dia juga sangat bersedih mengetahui jika Chantelle pindah dan dia tidak bisa melihat bayinya lagi.

Setelah belasan tahun berlangsung, nampaknya rasa trauma Alfie yang harus menjadi ayah di usia muda masih berpengaruh padanya.

Menurut beberapa media Inggris, Alfie yang kini usianya sudah menginjak 25 tahun tersebut menjadi seorang pemabuk berat yang tidak memiliki pekerjaan. Alfie sulit mendapat pekerjaan karena kasus tersebut dia tidak menamatkan sekolahnya.

Alfie3

Lebih parahnya, Alfie harus diusir dari tempat tinggalnya karena dituduh menggunakan rumahnya sebagai tempat peredaran narkoba.

Alfie pun mengaku jika dia menyesal telah melakukan hubungan seksual di usia muda yang telah menghancurkan kehidupannya.

Duh…. Miris banget ya Observer, pelajaran yang bisa diambil dari kasus Alfie ini :

  • Pertama adalah pentingnya pendidikan seks sejak dini, pendidikan seks disini tidak hanya mengenai alat reproduksi namun juga resiko-resiko yang harus dihadapi jika sampai memiliki anak di usia dini;

Alfie4

  • Kedua, pertemanan dan pergaulan anak yang tentu harus dalam pengawasan orang tua, apalagi di usia-usia sang anak memasuki masa pubertas;
  • Ketiga, kecepatan keluarga dalam mengambil tindakan (dalam kasus ini, melakukan tes DNA, karena tes tersebut baru dilakukan 2 tahun kemudian) karena dengan kejadian ini banyak trauma yang dialami Alfie diantaranya : trauma terhadap sanksi sosial yang diterima sampai tidak meneruskan dan menamatkan jenjang sekolahnya, trauma terhadap hubungan dengan wanita, trauma akan pemikiran memiliki anak (karena sedang sayang-sayangnya merawat dan membesarkan sang bayi tiba-tiba harus dipisahkan secara paksa) yang mengakibatkan Alfie melarikan diri ke alkohol dan menjadi pecandu alkohol.

Semoga hal seperti ini tidak terjadi lagi kepada siapapun, dan semoga Alfie bisa bangkit dan mendapatkan kebahagiaannya.

 

Source & Refrence :

  1. kompas.com
  2. liputantimes.com
  3. Youtube, akun Hirotada Radifan
About Author

administrator

Property Observer adalah portal yang memberi informasi secara up to date dan informatif, baik dalam segi lifestyle , bisnis, dan segala jenis aspek kebutuhan. Namun dari semua itu ada satu aspek yang sangat di butuhkan oleh manusia yaitu property.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *