Ini cerita tentang sesuatu yang lebih besar dari cinta. Cerita tentang tempat-tempat penuh memori yang dikala pandemi seperti ini membuat semakin patah hati karena entah kapan kita bisa bebas travelling dan mengunjungi tempat-tempat penuh memori yang kita kangenin dengan segenap hati ini.

Saya lagi kangen sama Central Park. Taman paling iconic di Manhattan yang entah sudah berapa ribu kali masuk ke film. Tentu saja kangennya bukan gara-gara serial Friends yang lagi hits kembali di Netflix atau gara-gara film lain. Tetapi, lebih karena tanpa sengaja, dalam beberapa bulan terakhir, pekerjaan saya menuntut proses pembelajaran yang cepat dan tepat dengan resiko besar apabila saya gagal. Di malam hari ketika badan mulai pegal, saya jadi sering teringat Central Park itu. It was always my gate away spot.

Central Park ini memang merupakan tempat yang special bagi banyak orang di Manhattan dan sekitarnya. Taman yang luasnya sekitar 3.4 km2 ini dikunjungi seitar 37.5 juta pengunjung setiap tahunnya lho! Banyak yah? Soalnya saking besarnya taman ini, banyak kegiatan bisa ditampung di dalamnya dari mulai lapangan Baseball / Softball, kebun binatang, jogging track, restoran, duduk di pinggir danau dan masih banyak lagi.

[URIS id=8003]

Saking lengkapnya, sepertinya taman ini punya jawaban lengkap untuk semua permasalahan saya. Ketika jenuh dengan long-hours yang bisa sampai 120-an jam per minggu? Duduklah di Central Park sambil menatap para investment bankers lalu lalang dengan setelan mahal dan alis yang nyaris nyatu dan dahi yang selalu kusut. Melihat mereka itu selalu membuat saya masih bisa bersyukur, setidaknya, busy season saya sebagai auditor terjadwal. Ada bulan-bulan yang kami sebut downtime sehingga kami masih bisa punya kehidupan disaat-saat itu, tidak seperti para investment banker yang tidak pernah ada downtime itu.

Masalah percintaan? Hm. Duduklah di Central Park. Semoga yang terlihat adalah adegan berantem sambil lempar-lemparan sebagai hiburan kegalauan hati, dan bukan adegan cowok ganteng berlutut dengan bunga dan cincin untuk melamar. Soalnya, hati bisa semakin panas ya kan Observer?

Central park adalah tempat saya tumbuh. Sambil jalan diantara pohon-pohon tua yang besar-besar dan bunga bunga berwarana warni atau bahkan sambil menonton pertunjukan musik dadakan yang kualitasnya jangan ditanya karena NYC adalah gudang seniman berbagai genre, tanpa disadari saya telah mengambil puluhan keputusan penting untuk hidup saya di taman raksasa itu.

Sudah lama saya tidak terpaksa tumbuh seperti itu. Bahkan sudah bertahun-tahun. Penyesalan karena membiarkan diri saya sendiri menjadi kerdil sih sudah tidak berguna ya.  Yang pasti saya bahagia, walaupun terlambat, tapi saya senang bisa mendapatkan kembali kesempatan untuk tumbuh. Apabila pandemic ini berakhir, saya ingin sekali bisa kembali ke taman penuh kenangan ini.  Just to remind me, that I am still me.

Apa tempat paling memorable untuk observer? Dan mengapa?

About Author

administrator

Property Observer adalah portal yang memberi informasi secara up to date dan informatif, baik dalam segi lifestyle , bisnis, dan segala jenis aspek kebutuhan. Namun dari semua itu ada satu aspek yang sangat di butuhkan oleh manusia yaitu property.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *