Jadi, Observer mendapat undangan reuni SMA. Obsever sudah lulus SMA lebih dari 10 tahun yang lalu bahkan 20 atau 30 tahun yang lalu. Undangan yang tiba tepat saat puber kedua menyerang.

Lalu, apa yang harus Observer lakukan?

Pertama, hal-hal umum berikut perlu Observer perhatikan supaya gak awkward ketika reuni:

DOs:

1. Berkumpul dan berbicara dengan orang-orang yang berbeda. Kebetulan, saya punya “geng” SMA yang sampai sekarang, puluhan tahun kemudian, masih menjadi teman akrab. Saya juga masih banyak ngobrol dengan teman-teman yang lain. Kecenderungannya, saat reuni terakhir, akhirnya saya udah rame sendiri dengan geng ini.  Untungnya, tanpa sengaja saya sempat berbicara dengan beberapa teman yang saya benar-benar hilang kontak hingga reuni tersebut. Setelah percakapan itu, saya jadi lebih banyak ngobrol dengan mereka yang saya gak pernah kontak karena ternyata banyak kisah menarik yang bisa menjadi bahan obrolan panjang selama reuni tersebut.

2. Dandan itu harus, tapi berlebihan itu jangan. Siapa sih yang tidak mau terlihat keren pada saat reunian? Kalau Observer seperti saya jaman SMA: kulit terbakar karena kebanyakan main di lapangan olahraga, muka hancur diserang jerawat dan berat badan yang cukup diatas rata-rata anak SMA, pasti ada cita-cita terpendam untuk ingin sekedar make a point bahwa kita ini sebenarnya attractive. Dandan berlebihan yang ada nanti malah jadi omongan dan menambah suasana menjadi semakin kaku.

3. Buka-buka buku tahunan untuk membantu mengingat beberapa nama

4. Kalau ada pengalaman cukup buruk yang diketahui seluruh teman saat SMA, seperti “Oh, kamu yang dulu muntah di kelas ya?”, siapkan jawabannya sebelum reuni berlangsung.

5. Perlu juga untuk memperhatikan ekpresi wajah kita di kaca sebelum berangkat reuni, siapa tahu kita terpaksa bertemu dengan si kapten basket yang menyebalkan atau the mean girl yang sudah membuat hidup Observer selama SMA was a living hell!

DON’Ts:

1.Yang paling saya sebal adalah komentar tentang fisik. “Kamu udah perlu laser nih, flek nya udah banyak”. Duh, hindari komentar seperti ini ya Observer. Apalagi kalau mau komentar seperti “kamu kok gendutan?, kamu kok banyak uban?” Remember, you don’t know what the other person went through!

2. Jangan Cari Ribut! Kalau nih, ada orang yang masih dendam sama Observer walaupun kejadiannya sudah 20 tahun yang lalu dan terlihat tanda-tanda dia akan membuat ribut, walk-away Observer. Hindari yang bersangkutan dengan berbagai cara!

3. Stop Menyombongkan Diri! Ini juga big no no lho Observer. Ingat, diatas langit ada langit. Maleskan kalau setelah menyombong panjang lebar, ternyata teman kita ini adalah bossnya, boss kita?

4. Jangan mendominasi Percakapan! Ingat, reuni ini milik semua dan siapa bilang cerita kita ini paling menarik?

5. Jangan menyendiri di pojok dengan muka cemberut.

Nah, yang hal-hal penting udah siap nih Observer, tapiii, ada satuuu lagi yang membuat kaki berat melangkah dan hati berdebar-debar gak keruan saat mau ikutan reuni. Gimana kalau nanti ketemu sang cinta pertama alias our first love? Padahal di artikel lalu “First Love Never Dies”, kita udah bahas nih, si first love ini sulit hilang dari ingatan.

Nah, ada tiga hal penting yang harus Observer ingat supaya, ketika ketemu our first love, gak jadi merusak our true love yang lagi nunggu di rumah:

  1. Kamu dan Dia adalah orang yang berbeda sekarang. Waktu yang memisahkan kita dengan sang Cinta Pertama sudah merubah sosok dia sekarang.  Jadi jangan berasumsi dia adalah orang yang sama yang Observer jatuh cinta dulu.
  2. Ingat selalu: Alasan Observer putus waktu itu.
  3. Ingat bahwa orang yang menunggu Observer di rumah, mungkin adalah seseorang yang sudah melalui suka duka dengan Observer dengan kesetiaan yang teruji – yang mana belum tentu bisa dilakukan sang cinta pertama yang menghilang puluhan tahun lalu.

Sudah siap untuk reuni sekarang? Selamat reuni Observer!

About Author

administrator

Property Observer adalah portal yang memberi informasi secara up to date dan informatif, baik dalam segi lifestyle , bisnis, dan segala jenis aspek kebutuhan. Namun dari semua itu ada satu aspek yang sangat di butuhkan oleh manusia yaitu property.

Previous Post

Next Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *