Penulis: Santi Apriani | Editor: Ratna MU Harahap

Di setiap momen kumpul keluarga pasti jadi ajang keluar cerita-cerita kenangan, dan tentunya saat keluarga Ana kedatangan calon adik ipar yang baru dikenalkan sang adik pada keluarga inti jadi kesempatan sang Ibunda menceritakan memori masa lampau dari sang adik yang di masa kecilnya manja banget dan tentunya…cerita-cerita yang keluar dari mulut Sang Ibunda jadi melebar kemana-mana, alhasil masing-masing anggota keluarga seperti jadi punya giliran untuk diceritakan ‘kelakukan-kelakuan minusnya’ di masa lalu.

CINTA1

Sebagai generasi ‘jadul’ tentunya album foto jadi salah satu media untuk menceritakan berbagai memori yang terekam. Dari satu album ke album lain Sang Ibunda dengan semangat menceritakan kejadian-kejadian yang terjadi di setiap foto yang terpampang pada album. Sampai akhirnya sampailah pada album foto masa kuliah dan pernikahan Ana. Membalikkan halaman demi halaman mengingatkan Ana pada pertemuan pertamanya dengan sang suami yang terbilang unik.

Flashback 19 tahun yang lalu

CINTA2

Di pojokan pinggir lapangan basket kampus yang sedang digunakan senior bermain bola, Ana sedang dihibur oleh sahabatnya Rara yang baru putus dengan Robby, bukan karena patah hati tapi karena kesal dirinya merasa jadi orang bodoh yang berhasil dibohongi oleh Bobby sampai diduakan. Selagi dihibur, datang seorang senior yang bertanya kepada Rara

“kenapa temennya?” tanyanya,

“baru putus kak” jawab Rara,

“oh….” Jawab singkat sang senior kemudian melengos pergi,

“iseng banget sih” ujar Rara ketus,

“siapa Ra?” tanya Ana

“senior kampus Na, gua sering liat tapi ga kenal” ujar Rara

“iya Ra… lo bener, iseng banget, dasar aneh. Ya udah, yuk.. pergi aja gua udah selesai ceritanya, udah lega gua” ujar Ana.

Seminggu kemudian

“Si Rara mana sih lama banget” ujar Ana sambil duduk di bangku depan ruang fotocopy kampus sambil membolak balik catatan kuliahnya.

CINTA3

Senior yang sempat bertemu dengannya di lapangan basket minggu lalu melewati Ana sambil bertanya “Sendirian aja?”

“Iya kak, nunggu temen” jawab Ana.

“oh…” jawab sang senior sambil melengos

Selang 5 menit sang senior kembali melewati Ana dan bertanya kembali “masih sendiri? Belum datang temennya?”

“belum kak” Jawab Ana ramah

“oh…” sang senior  kembali menjawab sambil melengos lagi.

Selang 5 menit sang senior kembali menghampiri Ana “Saya temenin kamu nungguin temennya ya” berkata sambil duduk di sebelah Ana

“Eh… iya kak boleh” ujar Ana

Ga ada angin, ga ada hujan dengan cueknya sang senior bertanya “Udah punya pacar belum?”

‘Ha…. Gila kali ya nih cowok, belum kenal udah langsung nanya-nanya yang engga-engga, jangan-jangan dia orang aneh’ ujar Ana dalam hati “Hmm.. udah ada yang lagi deket kak, tapi belum jadi” Jawab Ana, ‘eh… kok gua jadi ikut-ikutan gila ya ngomong terus terang, padahal bilang aja udah’ ujar Ana dalam hati.

CINTA4

“Oh… kalau ga jadi bilang ya sama saya, coba pinjem HPnya, saya simpen nomor saya” Sang Senior langsung menyambar HP Ana dan memasukkan nomornya. “Udah disimpen ya, nanti jangan lupa miss call biar saya simpen juga nomor kamu. Eh…. Tuh temen kamu udah dateng, saya pergi dulu ya” ujarnya.

Ana hanya bisa melongo melihat kelakuan senior yang aneh itu lalu melihat layar HPnya dan tercantum Namanya: Bram.

“Na… sori lama ya nunggunya, tadi gua kebelet” Rara menghampiri Ana. “Eh… tadi senior yang ketemu dan nanya-nanya di lapangan basket minggu lalu kan? Loe kenal?” tanya Rara.

“Ngga kenal, baru aja kenalan tadi. Udah ah Ra, aneh banget itu orang, mending sekarang kita ke kantin gua udah lapar banget nungguin loe kelamaan” ujar Ana sambil menyeret Rara ke kantin.

Setelah memilih dan mengambil bakso pesanannya, Ana dan Rara mencari meja kosong, mereka agak kesulitan karena kantin sedang penuh di jam makan siang ini, akhirnya mereka nemu meja kosong tapi sialnya hanya ada satu meja kosong yang ternyata bersebelahan dengan meja yang diduduki Bram dan teman-temannya. Tidak punya pilihan lain, akhirnya Ana dan Rara duduk disana.

“Eh… ada junior imut” Bram menyapa dengan suara lantang, “selamat makan junior!!!”, ‘sial… malu gua, ni orang jail banget, suaranya kenceng lagi’ ujar Ana dalam hati menahan kekesalan dan cuma bisa tersenyum canggung ke arah meja Bram dan teman-temannya. Ternyata ga hanya Bram, tapi teman-temannya malah ikut-ikutan menggoda Ana, setiap Ana mau menyuapkan makanan kedalam mulutnya mereka berucap “Aaaaa…..aaaammmm”, berkali-kali hal itu dilakukan. Sampai akhirnya Bram berucap “kok ga miscall-miscall ya….”.

CINTA5

‘sial… kayanya gua ga akan berhenti diganggu kalau gua ga miscall ke dia’ ujar Ana dalam hati menahan kekesalan. Rara yang juga gelisah berbisik “Na… Kenapa sih Kak Bram ke Loe, ada masalah?”, “ntar gua cerita Ra” jawab Ana. Akhirnya Ana menyerah, dia mengambil HP dan miscall ke nomornya Bram, setelah Bram mendapat miscall dari Ana dia mengangkat HPnya dan tersenyum jail ke arah Ana lalu berujar ke teman-temannya “udah ah gangguinnya, kasian lagi makan”, “huuuuuu!!! Ga seru loe!!” teman-temannya Bram menimpuki Bram dengan kertas atau tissue atau apapun yang ada di atas meja.

Akhirnya Ana bisa menghabiskan makan siangnya dengan tenang.

Tidak lama ada SMS masuk ke HP Ana ‘Makasih udah miscall, btw saya belum tau nama kamu, jadi belum bisa save nomor kamu’ Bram mengirimkan SMS. ‘Ana’ jawab Ana singkat. ‘Ok, nanti kapan-kapan saya telepon kamu’ balas Bram. ‘Ishhhh… baru deh ketemu orang aneh kaya gini’ ujar Ana dalam hati. Setelah makan siangnya selesai Ana langsung meninggalkan kantin karena kelas selanjutnya akan dimulai.

Lusanya di hari Sabtu malam ada telepon masuk dari Bram, awalnya Ana akan menghiraukannya tapi mengingat kelakuan-kelakuan Bram yang absurd Ana khawatir di kampus dia tidak akan hidup tenang akhirnya mengangkat telepon dari Bram.

“Halo kak bram” ujar Ana.

“Eh… Halo… Ini Orion, temannya Bram, Bramnya lagi nyetir” ujar Orion.

“Oh, iya kak, ada apa ya?” Tanya Ana.

“Ini kita lagi dijalan mau ke rumah kamu, mau main, tapi belum tau alamatnya, boleh sebutin alamat kamu Na” ujar Orion.

‘whatttt…. Nggak Bram, nggak temennya, semuanya gila’ ujar Ana dalam hati, mau berbohong tapi Ana keingetan lagi kejadian-kejadian kemarin ‘ah… tenang aja, di rumah pasti aman ada kakak, kakek, sama nyokap dia pasti ga akan berani aneh-aneh kan’

“Oh… eh… iya kak, boleh Alamatnya di Jalan Y no. 30” jawab Ana

“Ok, sekitar 10 menit an lagi kita sampai disana ya” ujar Orion sambil memutus teleponnya.

Dan benar saja, 10 menit tepat Bram dan Orion datang ke rumah Ana, mereka mengobrol santai dan ternyata Orion kenal dengan kakaknya Ana, mereka pun bertukar kabar dan cerita. Ga disangka, Ana dan Bram bisa ngobrol dengan lancar dan santai karena mereka memiliki kesukaan yang sama dalam film dan grup band favorit serta berkegiatan sehari-hari terutama dalam bidang olah raga. Tidak terasa waktu berlalu, dan akhirnya Bram dan Orion pamit pulang.

Di mobil setelah meninggalkan rumah Ana

“Sialan loe Bram, gua yang pengen PDKT, gua malah dianggurin terpaksa ngobrol sama kakaknya. Chemisty loe berdua keliatan banget sama-sama tertarik. Dasar temen sialan loe!! Udah ah, Ana buat loe aja! Sial!!!” Orion mengumpat. Dan Bram tertawa lepas “Hahahaha… Sori Bro, bukan salah gua dia ga tertarik sama loe, gua udah ya usahain loe bisa ketemu dan kenalan sama Ana. Emang bukan jodoh loe berarti” jawab Bram.

“Dasar emang temen ga ada akhlak loe!!!” Orion berujar sambil merengut. Melihat temannya ngambek Bram malah senyum-senyum, didalam lubuk hatinya dia agak lega karena secara tidak langsung Orion sudah memberikan restu pada Bram, ga bisa dipungkiri di pertemuan singkatnya dengan Ana, Bram memiliki ketertarikan lebih kepada Ana.

CINTA6

Bram yang memang memiliki sifat tidak suka basa-basi langsung melakukan pendekatan lebih intens, Senin besoknya dia langsung menjemput Ana untuk berangkat ke kampus bareng, tentunya mengantarnya pulang juga, setiap hari hal tersebut dia lakukan. Dan seminggu kemudian, tanpa ba-bi-bu Bram langsung ‘nembak’ Ana untuk menjadi pacarnya. Ana yang selama seminggu ini dipepet terus oleh Bram, juga mendengar cerita-cerita dari teman-temannya, serta bertanya sana sini kurang lebih tau karakter Bram yang memang tengil, jail, humoris, pandai bergaul, ga suka basa basi tapi setia akhirnya menerima Bram jadi pacarnya.

Flashback Off

Sambil menutup album foto Ana tersenyum dan terkekeh mengingat cerita masa lalu saat awal perkenalannya dengan suaminya. Ana geleng-geleng kepala, kalau dipikir-pikir agak aneh juga cara dia dan Bram saat kenalan dulu, bisa dibilang perkenalannya memang ekspress tapi untungnya kelanjutan cerita cintanya tidak ekspress dan berjalan hampir 20 tahun.

Image Source:

  1. Pexels.com
  2. Freepik.com

About Author

administrator

Property Observer adalah portal yang memberi informasi secara up to date dan informatif, baik dalam segi lifestyle , bisnis, dan segala jenis aspek kebutuhan. Namun dari semua itu ada satu aspek yang sangat di butuhkan oleh manusia yaitu property.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *