Strangers 1

Selama ini saya kurang tertarik nonton Drakor, walaupun sepertinya 80% dari teman-teman saya keranjingan nonton drakor dengan segala bumbu cerita dan pemeran yang ganteng-ganteng. Sampai akhirnya suatu hari karena bosan, saya pun mulai browsing di Netflix. Tak sengaja, saya melihat sebuah drakor yang rasanya berbeda dari yang lain. Judulnya “Strangers From Hell”, yang pertama saya lihat adalah durasi per episode nya.. hmm hanya 1 jam lah per episode. Kemudian saya coba lihat preview nya, wah ternyata menarik. Nampaknya penuh adegan suspense dan menegangkan, dan akhirnya saya memutuskan untuk menonton serial ini.

Strangers 2

OK, ternyata ini merupakan pilihan drakor yang tepat. Ceritanya mengenai seorang pemuda yang datang dari kota kecil ke kota besar untuk bekerja, dan karena keterbatasan dana dia hanya bisa menyewa sebuah kamar kecil di Goshiwon. Goshiwon sendiri adalah tempat tinggal berupa kamar-kamar kecil, namun memang paling murah di Korea. Karena murah, kadang penghuninya datang dari beragam kalangan dan latar belakang.

Strangers 3

Di drakor ini, Goshiwon yang ia tempati memiliki beragam jenis penghuni dengan tabiat yang antik, bahkan cenderung aneh dan menakutkan. Belum lagi, gambaran induk semang nya yang merupakan wanita setengah baya, yang di awal terlihat baik namun ternyata dia adalah….. ah lebih baik saya tidak spoiler.

Strangers 4

Walaupun menegangkan, banyak adegan yang sadis dan berdarah-darah, namun drakor ini memiliki alur cerita yang menarik dengan banyak plot twist. Tak terasa, saya bisa menamatkan drakor yang hanya terdiri dari 10 episode ini hanya dalam waktu 2 hari.

Sialnya, saya menonton serial ini tepat ketika saya harus pindah ke BSD City untuk memulai pekerjaan baru. Otomatis saya pun harus mencari tempat tinggal baru. Dalam proses pencarian tempat tinggal ini terus terang di otak saya masih melekat adegan dan suasana di “Strangers From Hell”, sehingga saya pun jadi luar biasa selektif dalam mencari tempat tinggal.

Sudah beberapa tempat kos dan apartemen di daerah seputar BSD City saya datangi, tapi ada saja hal-hal kecil yang membuat saya tidak sreg. Saya akhirnya memutuskan untuk memilih tinggal di apartemen daripada di kos-kosan simply karena di apartemen terasa lebih aman dengan adanya petugas keamanan yang selalu standby.

Setelah beberapa apartemen di kawasan Serpong dan BSD City kami datangi, saya tetap belum menemukan yang pas. Ada yang secara budget dan lokasi sudah oke, tapi ketika kami datang ternyata bangunannya sudah lama dan terlihat lusuh. Ada yang bangunan masih baru, tapi ternyata yang tinggal belum banyak dan masih sepi.. malah tambah bikin parno. Ada yang secara bangunan, budget, lokasi sudah oke, penghuni sudah banyak, tapi ternyata banyak unit yang disewakan harian, sehingga penghuninya datang dan pergi dengan cepat.

Sampai akhirnya saya memberanikan diri untuk datang ke Casa De Parco. Awalnya saya ragu, mengingat lokasinya yang sangat strategis, sehingga saya pikir harganya pasti tinggi. Namun karena sudah putus asa, saya nekat untuk kesana. Kesan saya begitu masuk ke Casa De Parco adalah suasananya yang cozy dan hijau, dengan pohon-pohon dan tanaman lain yang tertata dengan rapi. Petugas keamanan pun sigap dan sangat menolong. Ia langsung menghubungi marketing yang kemudian mengantar saya berkeliling.

Kami mulai berkeliling melihat fasilitas yang ada di Casa de Parco. Ada swimming pool yang cukup besar, kemudian gym yang peralatannya cukup lengkap. Yang istimewa adalah keberadaan Gardenia Ecopark, yang hijau dengan spot-spot menarik yang sudah disiapkan untuk para penghuni yang ingin bersantai, serta Jogging Track yang mengelilingi area ini.

Strangers 5

Ok, fasilitas dan keamanan checklist. Selanjutnya kami mengunjungi unitnya. Lift yang cukup besar dengan jumlah yang cukup juga sudah ada sehingga penghuni tidak usah menunggu lama untuk naik turun ke unitnya. Koridor lebar dengan penerangan yang cukup, baik itu dari sinar matahari yang masuk dari jendela besar yang ada di setiap lantai, maupun juga dari penerangan yang disediakan di koridor tersebut.

Strangers 6

Yang membuat saya semakin tertarik adalah keberadaan Sky Terrace dan Sky Lounge yang ada di lantai-lantai tertentu, yang bisa digunakan untuk menerima tamu ataupun sekedar duduk santai menikmati suasana sore.

Strangers 7

Casa de Parco ini juga memiliki beberapa tipe, mulai dari studio, 1 bedroom sampai 2 bedroom tentu saja dengan harga yang beragam, dan menurut saya harganya masih sangat masuk akal apabila kita bandingkan dengan fasilitas dan kenyamanan yang bisa dinikmati. Oiya semua unitnya memiliki floor to ceiling window, sehingga cahaya matahari bebas masuk dan suasana di dalam unit juga menjadi lebih cerah. Tentu saja suasana yang ada di Casa de Parco berbeda 180° daripada Goshiwon yang ada di Strangers From Hell.

Strangers 8

Strangers 9

Sambil berkeliling, tadi saya juga sempat bertemu dan berpapasan dengan beberapa penghuni, yang tampaknya masih muda, dan terkesan baik. Marketing yang menemani saya menjelaskan bahwa kebanyakan penghuni memang usianya masih muda, kebanyakan adalah pekerja yang kantornya ada di sekitar BSD City dan ada sebagian mahasiswa yang sedang kuliah di kampus yang terletak di BSD City.

Strangers 10

Suasana ini lah yang semakin memantapkan saya untuk memilik Casa de Parco, karena bagaimanapun lingkungan yang aman dan nyaman lah yang membuat saya berhasil mengenyahkan bayang-bayang “Strangers From Hell” dari pikiran saya. Terimakasih “Strangers From Hell”, yang telah membuat saya sangat selektif memillih tempat tinggal sampai akhirnya saya bisa menemukan “my own paradise”.

Strangers 11

About Author

administrator

Property Observer adalah portal yang memberi informasi secara up to date dan informatif, baik dalam segi lifestyle , bisnis, dan segala jenis aspek kebutuhan. Namun dari semua itu ada satu aspek yang sangat di butuhkan oleh manusia yaitu property.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *