Penulis: Andria Harahap | Editor: Ratna MU Harahap

Hai Observer, mungkin baru kali ini ya Observer membaca atau mengetahui istilah Mc Refugees. Padahal ternyata istilah ini sudah cukup banyak dikenal, bahkan sudah ada di dalam Wikipedia. Mc Refugee ini merupakan istilah bagi mereka yang menghabiskan malam dan menginap di McDonald’s yang beroperasi selama 24 jam.

mcd1

Saya sempat membahas sepintas bahwa di beberapa negara, McDonald’s yang buka 24 jam bisa menjadi opsi pilihan jika kita butuh akomodasi murah untuk waktu singkat dalam artikel https://theobserver.id/nyari-akomodasi-yang-singkat-tapi-murah-di-jepang/.

Namun, ternyata fenomena ini semakin banyak terjadi, terutama di Hongkong. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Junior Chamber International (JCI) Tai Ping Shan terhadap 110 McDonald’s yang buka 24 jam di seluruh wilayah Hongkong menemukan bahwa setiap hari ada ratusan orang yang menjadi Mc Refugee ini. Hal ini akan meningkat terutama di Bulan Juni-Juli.

mcd2

Uniknya tidak semua Mc Refugee ini merupakan orang yang tidak memiliki rumah. Lebih dari 70% responden yang ditemui menjelaskan bahwa mereka punya tempat tinggal, apakah itu berupa kamar sewaan dan apartemen. Mereka juga merupakan orang-orang yang memiliki pekerjaan tetap, bukan pengangguran. Jadi, mengapa mereka sampai bisa menjadi Mc Refugee?

mcd3

mcd4

mcd5

Beberapa orang mengajukan sebuah alasan yang menarik, yaitu ketidaksanggupan mereka untuk menyewa unit AC di tempat tinggal mereka selama musim panas. Untuk menyewa AC mereka harus membayar 2 HKD per hari (atau sekitar Rp 3,700,-) padahal mereka masih harus membayar sewa kamar yang sangat mahal bagi mereka. Udara panas, kamar yang sempit dan pengap dan bahkan tak jarang kamar ini tidak memiliki jendela, memaksa mereka mencari tempat yang lebih nyaman. McDonald’s yang memiliki AC, ruangan yang lega, WIFI dan bahkan ada yang menyediakan kamar mandi lengkap merupakan tempat yang sempurna.

mcd6

Ada juga Mc Refugee yang memiliki alasan lain, yaitu konflik keluarga yang melanda dirinya, sehingga ia tidak betah berlama-lama di rumah. Seorang wanita bahkan mengaku ia menjadi Mc Refugee untuk menghindari pulang ke rumah dan bertemu suaminya yang kerap melakukan KDRT.

Banyak juga Mc Refugee ini merupakan para lansia, Walaupun para lansia ini memiliki tempat tinggal, tapi mereka sudah tidak memiliki keluarga lagi sehingga kesepian. Dengan menjadi Mc Refugee ini mereka bisa bertemu dan bercakap-cakap dengan orang lain.

mcd7

Pihak Mc Donalds Hongkong juga berusaha menanggapi fenomena ini dengan bijak. Melalui sebuah pernyataan pihak McDonald’s Hongkong menyatakan bahwa, “Kami sadar ada beberapa konsumen yang menginap di area kami, dan kami akan mencoba mengakomodir semua pengunjung yang datang kesini dengan alasan apapun. Kami pun sudah memiliki prosedur tersendiri dan sudah melatih staff kami untuk menangani hal-hal yang mungkin terjadi sehubungan dengan hal ini “

Wah Observer, sepertinya sih saya tidak pernah menemukan fenomena ini di McDonald’s yang ada di Bandung, kota tempat saya tinggal. Bagaimana dengan Observer yang tinggal di kota- kota lain di Indonesia? Apakah pernah menemukan fenomena Mc Refugee ini di kota mu?

Sumber:

edition.cnn.com

bbc.com

About Author

administrator

Property Observer adalah portal yang memberi informasi secara up to date dan informatif, baik dalam segi lifestyle , bisnis, dan segala jenis aspek kebutuhan. Namun dari semua itu ada satu aspek yang sangat di butuhkan oleh manusia yaitu property.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *