Penulis: Nasha Y. Lubis | Editor: Ratna MU Harahap
“The best rides are the ones where you bite off much more than you can chew, and live throug hit” – Doug Bradbury
Cycling atau bersepeda merupakan tantangan sekaligus stress reliever. Brian Christie PhD yang merupakan peneliti syaraf di Canada memulai hari-harinya setiap pagi dengan kegiatan yang menstimulus kerja otaknya. Ehm, bukan dengan minum espresso shot ya Observer tapi dengan mengendarai sepeda menuju pusat kebugaran kemudian kembali naik sepeda ke kantor. Setelah itu, otaknya berfungsi secara optimum selama beberapa jam. Observasi ini diperkuat oleh sebuah penelitian yang dipublikasikan di Journal of Clinical and Diagnostic Research, para peneliti menemukan bahwa orang yang mengendarai sepeda diatas sepeda statis selama 30 menit setiap hari mendapatkan skor yang lebih tinggi untuk aspek perencanaan, memory dan reasoning.
Menurut Christie, secara umum, olahraga memang bagaikan penyubur bagi otak kita. Olahraga bisa memperbesar pembuluh darah termasuk vessel yang membawa oksigen dan nutrisi ke otak. Nah, ketika kita mengayuh sepeda, kegiatan ini mendorong sel-sel syaraf untuk bekerja. Ketika neurons ini terangsang, mereka mengintensifikasi pembentukan sejenis protein yang disebut brain-derived neurotrophicfactor (BDNF) dan sebuah komponen yang disebut noggin.
Tentu saja bersepeda secara alami lebih menyenangkan dibandingkan mengendarai sepeda statis. Tapi, tinggal di kota besar, tidak mudah mendapatkan cycling track yang aman dan nyaman. Apalagi akhir-akhir ini mulai terdengar kecelakaan bersepeda karena bertabrakan dengan kendaraan bermotor atau pencopetan. Walaupun saya tinggal di kompleks yang cukup luas, tapi memang masih kurang luas untuk bersepeda. Kalaupun mau keluar kompleks, perkumpulan sepeda kami lebih memilih hari minggu subuh supaya lebih sepi dari kendaraan bermotor. Rasanya seminggu sekali atau dua kali berolahraga masih kurang. Makanya, sampai saat ini saya masih bertahan dengan jogging.
Tadinya saya tidak terbayangkan ada perumahan yang menyediakan tracking sepeda yang mumpuni dan memang bisa digunakan untuk real exercise yang artinya olah raga dengan target tertentu. Kemudian saya berkesempatan untuk mengunjungi Metropolitan Mall Cileungsi dan baru tahu bahwa hanya dengan berjalan kaki dari mall tersebut, ada apartemen baru yaitu Kaliana.
Dari luar apartemen ini terlihat mewah. Saya jadinya menyempatkan diri untuk mampir. Yang membuat saya takjub, di samping apartemen tersebut terdapat Metland Bike Track atau rute sepeda di Cibubur yang penuh adrenalin dan terletak persis di samping Apartemen Kaliana. Rupanya, Apartemen Kaliana baru saja menambah fasilitas terbaru untuk penghuni dan juga terbuka untuk penduduk sekitar. METLAND BIKE TRACK, trek bersepeda dengan beberapa trek pilihan. Trek yang mulus dan aman untuk anak-anak, dimana anak-anak bisa belajar bersepeda dengan nyaman. Untuk anak-anak yang sudah mahir bersepeda pun trek yang ada cukup untuk memuaskan keinginan mereka bersepeda di alam terbuka. Selain trek “aman”, METLAND BIKE TRACK juga menyediakan trek yang penuh rintangan untuk mereka yang menyukai adrenalin.
Ini merupakan fasilitas langka yang tentu saja tidak dimiliki oleh perumahan lain. Kalaupun ada, biasanya ukurannya tidak sebesar ini. Ini adalah bike track terbesar di Indonesia dengan total panjang track 5Km dan terletak di lahan seluas 20 hektar.
Yang buat saya lebih mengesankan lagi, harga apartemen di Kaliana ini cukup terjangkau bahkan bagi para Millenials yang baru saja memulai karirnya karena apartemen Kaliana ini ditawarkan mulai dari Rp. 367 jutaan. Dengan harga tersebut, Observer bisa mendapatkan satu unit apartemen siap huni karena saat ini Kaliana sedang menawarkan “what you see is what you get” alias furnished apartment. Jadi hanya dengan Rp. 2 jutaan* sudah bisa langsung pindah dengan FREE PPN, Biaya KPA, Service Charge 1 Tahun*! (selama penawaran tersedia).
Jadi kalau Observer beli apartemen di Kaliana, selain mendapatkan tempat tinggal lengkap di lokasi prime dengan harga terjangkau, Observer juga bisa bersepeda sepuasnya seperti Brian Christie.
