Di tengah pandemic yang tidak kunjung berakhir, ini berbagai cara dilakukan untuk bertahan dalam gempuran ekonomi dan kesehatan yang sepertinya sedang tidak mau bersahabat ini. Satu sisi, perekonomian menuntut interaksi antar manusia, sementara sang pandemi menuntut pemisahaan sosial dan fisikal yang cukup bertentangan dengan prinsip ekonomi tersebut. Salah satu interaksi yang cukup dirasakan missing buat saya sebagai konsultan lepas adalah prospecting. Biasanya, prospecting saya lakukan sembari makan siang, atau minum kopi dalam suasana yang lebih santai sehingga saya bisa menceritakan value apa yang bisa saya berikan pada bisnis atau usaha. prospective clients saya. Beberapa trainers atau konsultan lepas yang saya kenal juga mengalami hal yang sama. Awalnya banyak diantara kami yang berharap, pandemi ini akan berlalu dalam satu atau paling lama dua bulan. Setelah tiga bulan belum ada tanda-tanda bahwa pandemi akan berakhir, akhirnya para konsultan dan trainers ini pun mempelajari cara lain untuk dapat tetap menyalurkan ilmu melalui daring.
Berbagai aplikasi kemudian muncul sebagai mediator. Kita sudah sering mendengar tentang aplikasi Zoom, IG Live dan lain-lain. Nah, kemarin saya berkesempatan untuk dapat ilmu baru dari MC Kondang Arletta Danisworo yang berbagi beberapa tips untuk memilih platform yang sesuai untuk acara kita. MC yang sudah malang melintang di dunia radio, MC dan voice over selama puluhan tahun ini melakukan sharing session pada hari Sabtu lalu mengenai alternatif platform yang bisa digunakan untuk prospecting atau untuk berbagi ilmu. Fokus pembahasan Letta, begitu dia biasa disapa, ada pada dua platform yang paling sering digunakan sekarang ini di Indonesia yaitu Zoom dan IG Live (Instagram Live).
[URIS id=7312]
Menurut Letta, IG Live lebih cocok untuk obrolan satu arah yang sifatnya lebih ringan dan tidak terlalu banyak diperlukan interaksi antara pembicara dan audience. Hal ini dikarenakan IG Live terbatas waktunya yaitu hanya 1 jam. Selain itu, chat ditampilkan dengan terus scrolling dan tidak bisa ditujukan secara personal kepada moderator atau pembicara sehingga dalam beberapa kasus, chat ini bisa “tertelan” apalagi apabila banyak diantara para peserta yang saling menyapa, maka pertanyaan dari peserta benar-benar beresiko untuk tertelan. Selain itu, di IG Live, karena device utamanya adalah handphone, agak sulit bagi pembicara untuk berbagi materi presentasi. Tetapi Letta kemudian menjelaskan bahwa keuntungan utama penggunaan IG Live adalah bahwa postingan tersebut kemudian akan tersimpan di feed Instagram kita, sehingga orang yang terlewat bisa kembali dan mengulang bincang-bincang kita.
[URIS id=7316]
Alternatifnya adalah menggunakan Zoom. Platform ini terdiri dari berbagai alternative dari mulai yang gratis hingga yang berbayar. Zoom yang gratis memiliki batas waktu pertemuan yaitu sekitar 45 menit sedangkan yang berbayar lebih leluasa dalam hal waktu. Yang menarik dari Zoom adalah tampilan dan featurenya yang memang lebih disiapkan untuk confrence secara daring dimana peserta dimungkinkan untuk berpartisipasi (tidak hanya host) dan chat bisa ditujukan hanya kepada moderator atau pembicara atau kepada semua peserta. Setingan zoom jelas lebih formal dibanding IG Live sehingga alternative ini lebih cocok untuk setingan seminar atau conference atau diskusi. Webminar terakhir yang saya ikuti adalah Webminar yang diselenggarakan oleh almamater saya Whitman School of Management di Syracuse University US. Menurut saya, dalam webminar tersebut diskusi antara kedua pembicara plus moderator benar-benar hidup sehingga sesi selama 90 menit itu terasa sangat cepat.
[URIS id=7319]
Dimasa pandemic ini kedua platform ini menjadi alat penting bagi Observer yang ingin melakukan prospecting ataupun berkomunikasi dengan pelanggan atau klien. Sementara komunikasi dengan pelanggan mungkin lebih cocok menggunakan zoom karena sifatnya yang lebih memungkinkan untuk diskusi, maka untuk prospecting, Observer harus jeli memilih diantara dua alternative ini. Apabila materi prospecting lebih ringan, seperti contohnya, apabila Observer adalah seorang trainer sumber daya manusia dan ingin berbagi tips mengenai tips melakukan team working dalam masa pandemic, IG Live bisa menjadi platform yang cocok. Tetapi, apabila Observer ingin berbagi pada prospective clients mengenai kenapa penting untuk tetap menggunakan jasa konsultan human resources dimasa krisis ini, maka zoom akan lebih tepat.
- Apapun platform yang Observer pilih, Letta memberikan beberapa tips yang berguna nih untuk mengadakan online sharing:
Perhatikan posisi kamera karena tulisan atau gambar terbalik itu cukup mengganggu. Apabila menggunakan IG Live, ingat posisi kamera selalu terbalik. Maka harus dipastikan logo atau background atau tulisan apapun tidak terbalik. - Gunakan latar belakang hijau (bisa beli jadi atau buat dari kain) agar tampilan di layar tidak pecah. Latar belakang putih sering membuat kita timbul tenggelam di layar.
- Tatap kamera dari gawai Observer saat berbicara karena dengan menatap kamera, tampilan kita di layar peserta atau lawan bicara adalah seolah menatap mata mereka. Sementara kalau kita melihat layar kita sendiri, kita terlihat seolah sedang melihat ke bawah. Terkadang menimbulkan kesan kurang baik seperti merendahkan dengan posisi seperti itu.
- Letakan kamera sejajar dengan posisi kita untuk mendapat angle terbaik untuk wajah kita.
- Jangan lupa bantuan concealer untuk membuat wajah fresh dari kantung mata maupun jerawat walaupun Observer seorang laki-laki. Tujuannya: agar tidak distracting bagi peserta.
- Terakhir, untuk wanita, gunakan make-up secukupnya yang disesuaikan dengan masing-masing karena penampilan harus tetap terjaga pada saat kita bertemu klien atau calon klien atau calon pelanggan walaupun secara daring.
[URIS id=7322]
Banyak tips public speaking yang biasa dibagikan oleh Letta. Observer bisa segera meluncur ke IG @lettalk untuk melihat tips-tips public speaking atau bahkan tips lain yang secara rutin di share di akun tersebut!
Thanks for sharing, Ceu Letta!
Pic for Letta taken from IG @ceuletta