Dahsyatnya penyebaran virus corona atau juga dikenal dengan  COVID-19 tentunya memberi dampak yang cukup dahsyat terhadap perekonomian global . Berikut beberapa data yang dikumpulkan berdasarkan artikel dari  BBC.com (Coronavirus: Eight charts on how it has shaken economies) dan juga  penilaian yang dilakukan oleh OECD – Organisation for Economic Cooperation and Development  (OECD Interim Economic Assessment  : Coronavirus: The world economy at risk) :

Pertumbuhan Perekonomian

Menurut bagan yang dikeluarkan oleh OECD, disinyalir akan terjadi stagnasi dalam pertumbuhan perekonomian dunia.  Pertumbuhan perekonomian dunia berada di titik yang paling lambat sejak tahun 2009. OECD meramalkan bahwa pertumbuhan diramalkan hanya meningkat 2,4 % di tahun 2020, bahkan mungkin bisa berkurang sampai dengan 1,5% apabila kondisi ini berjalan lebih panjang lagi, mengingat pabrik dan kantor-kantor  menghentikan aktivitasnya dan meminta para pekerja untuk tinggal di rumah untuk mencegah penyebaran virus.

 

 

Pukulan keras terhadap pasar saham dunia

Para investor pasar saham mulai mencemaskan akibat dari penyebaran virus corona yang semakin meluas ke seluruh dunia. Hal ini mengakibatkan terjadinya pergeseran negative di pasar saham Minggu terakhir di bulan Februari 2020 merupakan performa terburuk di pasar saham sejak krisis keuangan di tahun 2008

Bank Sentral Amerika Serikat sudah  mengambil langkah langkah pencegahan misalnya dengan memotong nilai suku bunga, yang secara teori akan membuat pinjaman menjadi lebih mudah dan terjangkau sehingga akan mendongkrak orang untuk “spend money” yang akan meningkatkan kembali perekonomian.

 

 

Penutupan sementara pabrik-pabrik di China.

China yang merupakan  Negara manufaktur dan eksportir terbesar di dunia sekarang sedang menghentikan aktivitas di pabrik pabriknya untuk menekan penyebaran virus Corona. Hal ini mengakibatkan terjadinya hambatan bagi brand -brand yang sebagian besar komponennya dibuat di China.  Akibatnya, bukan tidak mungkin beberapa bulan ke depan akan mulai terjadi kelangkaan  barang-barang di pasaran

Tapi, sisi baiknya adalah penelitian dari  Nasa memperlihatkan hasil monitoring dari satelit yang mendeteksi penurunan tingkat nitrogen dioksida yang sangat signifikan di China.

 

 

Pelanggan mulai menahan belanja

Ketakutan atas penyebaran virus corona membuat sebagian besar orang menghindari aktivitas yang akan membuat mereka terekspos kepada risiko terkena virus ini, salah satunya adalah berbelanja.

Restauran, dealer mobil dan toko-toko semua melaporkan terjadinya penurunan jumlah belanja yang signifikan.

Di China sendiri, penjualan mobil anjlok sebanyak 92% selama 2 minggu pertama bulan Februari. Bahkan beberapa dealer mobil seperti Tesla dan Geely sekarang menjual mobilnya secara online karena pelanggan tidak mau datang ke showroom

 

 

Terlihat juga penurunan dari penjualan handphone di periode pertama bulan Januari awal virus Corona mulai merebak

 

 

Sektor Travel yang mendapat pukulan paling parah

Sejak penyebaran terjadi begitu cepat ke seluruh dunia, banyak Negara mulai mengeluarkan “travel restriction” kepada para penduduknya. Misalnya, pemerintah Inggris yang melarang semua perjalanan menuju Hubei China yang merupakan asal muasal dari virus corona, selain itu pemerintah Inggris juga mengeluarkan “special travel advice” untuk Italia, yang merupakan Negara Eropa pertama yang dilaporkan memiliki kasus corona dalam jumlah besar.

Industri travel sangat terpukul atas kejadian ini, dimana banyak maskapai yang mengurangi jumlah penerbangan secara drastis dan banyaknya turis yang membatalkan perjalanan bisnis ataupun liburan mereka.

Data  dari  ForwardKeys menunjukkan penurunan sebanyak 55,9% atas penerbangan internasional dari China, dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2019.

Banyak juga acara-acara besar yang dibatalkan sehingga jumlah pembatalan pesawat juga meningkat drastis. Semakin lama penyebaran virus ini terjadi, semakin parah dampaknya terhadap industry ini.

 

 

Walaupun begitu, tidak semua perusahaan terkena imbas negative dari penyebaran virus corona ini.  Perusahaan raksasa Reckitt Benckinser contohnya, mereka mendapat peningkatan tajam pada penjualan produk Dettol dan Lysol, karena disinfektan katanya bisa membantu mencegah penyebaran virus ini.

Harga emas , yang dikategorikan sebagai produk investasi “aman” di masa yang penuh ketidakpastian ini juga meningkat drastis 7 x lipat.

 

About Author

administrator

Property Observer adalah portal yang memberi informasi secara up to date dan informatif, baik dalam segi lifestyle , bisnis, dan segala jenis aspek kebutuhan. Namun dari semua itu ada satu aspek yang sangat di butuhkan oleh manusia yaitu property.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *