Penulis: Andria Harahap| Editor: Ratna MU Harahap

Halo Observer, ayo sebentar lagi akhir tahun mendekat. Siapa yang sudah dapat bonus akhir tahun? Sudah kepikir kah mau dipakai apa? Mau liburan, beli gadget baru atau mau diinvestasikan?

Nah, tadinya sih saya udah niat mau liburan. Tapi dilihat-lihat kok kayanya semua orang berlibur, padahal ancaman pandemic masih ada, apalagi kemudian muncul varian baru si Omicron ini. Hmm, sepertinya lebih bijak kalau dananya dipakai untuk investasi dulu ya. Dengan niat invest ini pula saya mulai browsing-browsing investasi apa sih yang pas, sampai akhirnya saya menemukan sebuah artikel yang sangat menarik.

Tahukah Observer, bahwa ada sebuah fenomena menarik yang terjadi di Korea Selatan? Fenomena ini dinamakan open run yang kalau diartikan secara harafiah adalah berlari secepat-cepatnya untuk membeli suatu barang begitu toko dibuka. Hal ini terutama terjadi pada barang-barang high end, seperti pada brand Chanel. Kita bisa dengan mudah menemukan antrian panjang yang terjadi di depan Boutique Chanel sejak pukul 5 pagi. Dengan harapan begitu toko buka, mereka bisa langsung berbelanja.

CHANEL1

Menurut pengamatan, fenomena ini terjadi sebagai efek dari pandemik yang membatasi orang untuk traveling keluar negeri untuk berbelanja. Akibatnya budget belanja mereka tidak terpakai. Apalagi aktivitas lain seperti rekreasi, clubbing dll juga dibatasi, sehingga memang mereka memiliki dana berlebih. Akibatnya terjadi “penyerbuan” ke gerai-gerai branded items di Korea Selatan.

CHANEL2

Chanel, brand eksklusif dengan price tag selangit bahkan sudah menaikkan harga produk-produk mereka 4 kali selama tahun 2021 ini. Namun hal ini tidak menyurutkan niat penduduk Korea untuk membeli produk tersebut, malah hal ini semakin meningkatkan ekslusifitas dari Chanel, karena selain harga terus meningkat, stok produk juga sangat terbatas.

CHANEL3

Dalam menanggapi fenomena ini, pihak Chanel menerapkan pembatasan pembelian, yang dimulai dari bulan oktober 2021 kemarin. Setiap konsumen di Korea Selatan hanya bisa membeli 1 buah tas dengan model classic flap, 1 buah tas dengan tipe Coco Handle dan 1 item aksesoris berbahan kulit.

Akibatnya, banyak muncul reseller yang menawarkan produk-produk Channel. Siapakah reseller tersebut? Mereka adalah orang-orang yang kemudian melakukan aktivitas “open run” di atas. Mungkin kalau di Indonesia mereka bisa diibaratkan seperti “jastip”. Kadang, mereka rela bangun jam 4 pagi dan mulai mengantre sejak jam 5 pagi di luar boutique Channel.

CHANEL4

Harga pun meningkat secara drastis. Di tahun ini saja harga tas jenis medium classic flap bag mengalami peningkatan harga sebesar 30% menjadi 11.24 juta won atau sekitar 135 juta rupiah. Pasar secondary pun tak kalah menggiurkan.Sebagai ilustrasi sebuah tas channel mini flap bag pada bulan Juli 2017 berharga 3,24 juta won atau sekitar 39 juta rupiah dan apabila sekarang dijual kembali harganya bisa mencapai 5.39 juta won atau sekitar 65 juta rupiah.Wow, sungguh luar biasa ya kenaikan investasinya.

CHANEL5

Memang, Negara-negara di Asia merupakan pasar utama untuk branded items ini. Bayangkan saja, di Korea Selatan hanya ada 9 boutique Channel, namun ternyata mereka menyumbangkan 8,5% dari total pendapatan Channel secara keseluruhan.

Salah seorang teman saya yang kebetulan tinggal di Korea bahkan sempat bilang, harusnya dari dulu dia investasikan uangnya di tas channel daripada di pasar saham, karena revenuenya jelas lebih besar, barang juga bisa ia gunakan dahulu.

Hmmm, lumayan menarik ya Observer. Mungkin kah hal ini akan terjadi juga disini? Kalau iya kayanya ngga ada salahnya ya uang bonus kita pakai untuk beli tas Chanel. Bisa kita pakai dulu selama 2-3 bulan (dengan sangat berhati-hati tentunya) kemudian setelah bosan tas itu bisa kita jual kembali.

CHANEL6

Chanel sendiri memang bukan sembarang brand, karena brand ini termasuk sebagai salah satu dari brand yang paling sukses dan eksklusif di muka bumi. Didirikan oleh Coco Chanel pada tahun 1909 di Paris, Chanel sendiri melejit menjadi rumah mode ternama. Setelah Coco Chanel mundur, Karl Lagerfeld seorang designer terkemuka kemudian didapuk menjadi desainer utama dari Chanel. Setelah ia meninggal posisinya diganti oleh Virginie Ward.

Tas termahal yang pernah diproduksi oleh Chanel adalah Chanel Diamond Forever Bag, yang hanya diproduksi 13 buah. Setiap tas dibuat dengan menggunakan 334 berlian, talinya terbuat dari emas 18 karat dan bahan kulitnya dibuat menggunakan kulit buaya. Pada saat launching, setiap tas dijual dengan harga $261,000 US atau sekitar 3,7 miliar rupiah. WOW!

CHANEL7

Sumber:

Bloomberg.com

Kedglobal.com

Insider.com

About Author

administrator

Property Observer adalah portal yang memberi informasi secara up to date dan informatif, baik dalam segi lifestyle , bisnis, dan segala jenis aspek kebutuhan. Namun dari semua itu ada satu aspek yang sangat di butuhkan oleh manusia yaitu property.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *