Buat sebagian orang, tinggal atau paling tidak pernah tinggal di New York City merupakan impian. Saya sendiri tidak pernah bercita-cita untuk tinggal di New York City tetapi berakhir jatuh cinta pada New York City.
Ketika pertama kali menginjakan kaki di New York untuk liburan saat tinggal di Boston, saya kaget bukan main. Banyaknya turis di Times Square benar-benar overwhelming. Paduan antara turis yang berdesak-desakan sambil berjalan perlahan-lahan untuk mengagumi Times Square dengan New Yorkers yang terburu-buru ingin mencapai kantor betul-betul sesuatu. Belum lagi bau, karena jujur saja, New York tidak sebersih Boston.
Ketika akhirnya tinggal di New York, saya menyadari bahwa New York bukan Times Square dan yang paling penting, selalu ada corner atau sudut yang sesuai untuk siapapun. There’s always a home for anyone in New York City. Gak percaya? Kalau Observer adalah tipe investment bankers, coba jalan-jalan di Upper West Side, pasti Observer akan merasa nyaman di neighbourhood yang preppy dan mahal ini. Atau kalau Observer tipe seniman, coba luangkan waktu (atau tinggal) di Lower East Side. Homesick yang menyerang dahsyat di awal juga segera terobati karena banyaknya kegiatan yang bisa dilakukan sesuai hobi dan interest masing-masing. Dari mulai berbagai les bahasa asing, balet, modern dance, musik, melukis, bakti sosial, programming, sampai Tari dan Gamelan Bali. Tentu saja saya tidak ikut semua karena waktu kerja yang cukup panjang tetapi dari kegiatan Tari Bali dan Junior Achievement New York, saya banyak mendapat teman baru dan akhirnya mendapat komunitas baru.
Belum lagi tempat rekreasi atau wisata atau list of things to do yang bisa diinikmati baik di dalam kota New York sendiri seperti Central Park, Metropolitan Museum, Museum of Art and Science, dan ratusan points of interest lainnya yang bertebaran di New York memang membuat jatuh cinta pada kota ini sangat mudah.
Mencari tempat tinggal yang persis sama seperti New York City di Indonesia memang tidak mungkin. Tetapi, saya belajar bahwa tinggal di kota metropolitan yang serba lengkap sangat memudahkan hidup kita. Jadi, ketika tahu ada yang namanya Metropolitan Bekasi, saya jadi ingin tahu. Yang pertama terfikir : ini pasti terjangkau. Dan ternyata kota Bekasi itu memang betul-betul hits. Karena sempat lama tinggal di luar negeri saya memang sempat terlewat momen-momen penting pembangunan negeri ini. Di kepala saya Bekasi adalah macet, jauh dan semerawut. Padahal, dengan adanya berbagai akses tol dan bahkan LRT yang akan segera tiba di Bekasi, kota ini bagaikan Mutiara terpendam!
Salah satu apartemen yang sangat menarik adalah MGold Metland. Apartmen yang dibangun di dalam kompleks seluas 4.2 hektar ini selain apartemen juga terdapat hotel dan perkantoran dalam satu kompleks! Jadi kalau Observer merupakan karyawan yang bekerja di MGold Office Tower tinggal di apartemen MGold bisa menjadi bonus selain tentu saja ketersediaan fasilitas kota Bekasi yang semakin lengkap. Kalaupun Observer bekerja di Jakarta, jangan kuatir karena dari MGold hanya diperlukan 60 detik untuk mengakses pintu tol Bekasi Timur dan Becakayu.
Seperti juga kota Metropolitan lainnya, kemajuan perekonomian Bekasi sangat pesat sehingga saat ini di sekitar M Gold saja terdapat 20 mall! Untuk tujuan wisata bahkan Bekasi sudah memiliki 19 tempat rekreasi dari mulai waterboom hingga bumi perkemahan untuk berbagai hobi Observer yang beragam. Mari jadikan M Gold sebagai salah satu destinasi investasi Observer.