Mata adalah jendela hati.
Dari kerlingan mata, bisa jadi kekasih hati lho.

Walaupun benar banyak orang bisa membaca pikiran dan perasaan lawan bicaranya melalui mata, tetapi, organ mungil yang satu ini terbilang misterius terutama dikarenakan banyaknya anggapan dan mitos yang mengelilingi mata. Dikala pandemic seperti sekarang, kisah tentang mata semakin banyak berseliweran karena mata terpaksa bekerja lebih keras dengan screen time yang semakin meningkat dengan tuntutan work from home dan social distancing sehingga kegiatan yang tadinya bisa kita lakukan secara live tanpa laptop, kini harus mengandalkan laptop atau gadget lainnya. Organ yang tadinya seperti luput dari perhatian, belakangan jadi primadona percakapan baik dikalangan orang tua yang anak-anaknya terpaksa sekolah melalui gadget dan dikalangan para pekerja yang terpaksa menggunakan gadget lebih banyak dari biasanya.

[URIS id=8085]

Karena penasaran dengan cara kerja mata, maka saya mencoba ngobrol dengan dr Radiah Sunarti SpM dari Klinik Bandung Eye Center. 

Dari hasil diskusi dengan dokter geulis lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung ini, ternyata, cara kerja mata ini memang berbeda dengan organ lainnya lho Observer. Bisa dibilang, ini adalah salah satu organ yang penyakitnya kurang dapat diprediksi kerjanya dibanding organ-organ lain. Contohnya, untuk kesehatan jantung, riset sudah membuktikan bahwa olahraga dan makan-makanan sehat dan tidak berlemak bisa meningkatkan ketahanan kerja jantung. Tetapi dengan penyakit mata, faktor-faktor kesehatan seperti itu, tidak dapat diprediksi.  Yuk kita lihat nih beberapa fakta menarik tentang kesehatan mata:

1. Pertumbuhan mata sempurna di usia 12 tahun

Mata manusia terbentuk sempurna di usia 12 tahun dengan beberapa milestone diantaranya.  Menjaga kesehatan mata anak-anak hingga mereka berusia 12 tahun sangat penting karena kondisi mata anak pada saat berusia 12 tahun akan menetap hingga mereka dewasa.  Contohnya, apabila anak mengalami mata malas sebelum anak berusia 12 tahun, maka kondisi tersebut akan tinggal bersama si anak hingga dia dewasa. Contoh lain, apabila si anak seharusnya menggunakan kacamata tetapi tidak digunakan, maka otak anak akan berhenti belajar dan “memahami” bahwa kondisi “normal” adalah buram. Karena itu, jalanilah treatment sesuai anjuran dokter apabila anak-anak Observer mengalami kondisi mata tertentu agar pada saat mereka berusia 12 tahun, kondisinya bisa normal dan bisa bertahan normal.

2. 85% orang tidak bertambah ukuran kacamatanya setelah umur 20 tahun

Ternyata, berdasarkan penelitian, 85% orang berkacamata tidak bertambah minusnya setelah mereka berusia 20 tahun.  15% lainnya merupakan pengecualian dan bisa mengalamai penambahan ukuran walaupun usia mereka diatas 20 tahun.

3. Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi keluhan mata baik itu iritasi maupun ukuran kacamata:

a. Perhatikan screen time ideal untuk masing-masing kelompok umur:

i. Dibawah 3 tahun: tidak terpapar gadget sama sekali

ii. 4 – 6 tahun: 90 menit / hari dengan istirahat

iii. 7 – 12 tahun: 180 – 240 menit / hari dengan istirahat

iv. 12 – 16 tahun: 8 jam/ hari dengan istirahat

v. Diatas 16 tahun: 10 jam / hari dengan istirahat

vi. Istirahat ideal mengikuti rumus 20:20:20 yaitu setiap 20 menit screen time, istirahatkan mata selama 20 detik dengan menatap jauh sepanjang 20 feet atau kurang lebih 6 meter.

b. Makanan

Walaupun tidak secara langsung dapat mengobati atau mengurangi gejala keluhan mata termasuk mengurangi jumlah ukuran kacamata Observer, mata memerlukan vitamin untuk bekerja lebih baik.  Mata memerlukan vitamin A dan protein yang dapat diperoleh dari ikan-ikanan, buah dan sayuran untuk dapat bekerja dengan lebih baik.

c. Gunakan kacamata dengan ukuran yang sesuai

Jaman dulu, kita sering mendengar mitos bahwa, gunakan kacamata dengan ukuran lebih kecil dari seharusnya untuk mencegah ukuran kacamata bertambah.  Ternyata, penelitian membuktikan bahwa teori ini tidak tepat.  Justru, menggunakan ukuran yang tidak sesuai bisa menambah ukuran kacamata kita.

d. Blue Filter

Di masa pandemic ini, banyak penawaran untuk membeli kacamata anti radiasi dan blue filter. Kacamata anti radiasi sebetulnya tidak diperlukan, karena gadget yang kita pakai tidak terdeteksi mengeluarkan radiasi yang membahayakan kesehatan mata. Sementara blue filter akan membuat mata lebih nyaman karena menyaring cahaya berlebihan.

4. Penyakit mata seringkali merupakan efek dari penyakit lain seperti diabetes.

Salah satu penyakit mata yang umum diderita sebagai akibat dari diabetes adalah diabetic retinopathy. Semakin cepat penyakit ini dapat dideteksi, semakin besar kemungkinan untuk sembuh dan mata dapat terhindar dari kebutaan.

5. Rutin check mata setahun sekali untuk deteksi dini penyakit mata terutama bagi mereka yang berusia diatas 40 tahun. Hal ini bisa membantu deteksi penyakit-penyakit mata seperti rabun dekat, katarak, glukoma dan lain sebagainya.

6. Ada banyak sub bidang mata

Ternyata, spesialisasi mata ini juga memiliki beberapa sub-spesialisasi tergantung jenis keluhan mata tersebut contohnya: sub-spesialisasi retina, katarak, anak-anak, strabismus atau mata juling, rekonstruksi dan lain-lain. Dr. Radiah sendiri memutuskan untuk mendalami sub-spesialisasi rekonstruksi dan strabismus. Kasus-kasus yang ditangani dr. Radiah contohnya adalah Ptosis atau kelemahan otot kelopak mata untuk membuka mata. Kondisi ini dapat mengganggu penglihatan karena tertutupnya sebagian lapang pandang oleh kelopak mata.  Kondisi ini bisa diperbaiki dengan pembedahan atau rekonstruksi yang merupakan sub-spesialisasi dr. Radiah.

 

Maslahnya, seringkali pada saat mengalami gangguan mata, kita sebagai pasien tidak tahu persis apa penyakit kita dan sub-spesialis apa yang kita perlukan. Keuntungan pasien datang ke klinik yang memiliki sub-spesialis lengkap seperti Bandung Eye Center adalah pasien dapat dirujuk ke sub-spesialis yang tepat.  Apabila Observer datang ke layanan mata terpadu seperti ini, maka dokter yang Observer temui dapat merujuk Observer untuk berkonsultasi dengan sub-spesialisasi yang tepat.

Klinik dan Rumah Sakit Mata Bandung Eye Center ini merupakan klinik mata swasta pertama di Bandung yang memiliki fasilitas dan pelayanan mata lengkap. Kabar gembiranya, dalam rangka ulang tahun Bandung Eye Center, BEC Klini yang terletak di Jl. Sumatra 22 Bandung menawarkan berbagai penawaran dan potongan harga untuk jasa konsultasi dokter dan beberapa tindakan dan operasi hingga bulan Desember 2020 lho. Untuk keterangan lebih lanjut Observer bisa check IG Klinik Bandung Eye Center di @bandungeyecenterclinic. Untuk yang belum pernah check mata, yuk kita pastikan mata kita sehat dan siap bekerja!

About Author

administrator

Property Observer adalah portal yang memberi informasi secara up to date dan informatif, baik dalam segi lifestyle , bisnis, dan segala jenis aspek kebutuhan. Namun dari semua itu ada satu aspek yang sangat di butuhkan oleh manusia yaitu property.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *