Jumlah benda tersier yang mampu dibeli bukan lagi suatu parameter idaman suatu hunian. Melainkan hal-hal yang berkaitan dengan perasaan pemilik rumah terhadap rumah yang dimiliki. Seperti sebuah kutipan dari filsuf Amerika, Ralph Waldo EmersonA house is made with walls and beams; a home is built with love and dreams”. Personalisasi sebuah hunian dan produktivitas dari sebuah rumah merupakan hal yang paling penting dari konsep sebuah rumah idaman. Tentu saja keseluruhan dari pernyataan dalam artikel ini adalah murni pendapat personal. Saya membayangkan rumah saya menjadi lahan produktivitas tertinggi dan utama sehingga meminimalisasi ketergantungan terhadap pihak selain keluarga.

Produktivitas rumah berarti rumah yang mampu membiayai biaya perawatan dan perbaikannya sendiri dengan menempatkan ruangan atau lahan produktif yang akan disesuaikan oleh ketertarikan pemilik rumah. Ide ini muncul karena memiliki rumah tidak selamanya dapat dianggap sebagai aset. Pada kurun waktu tertentu rumah dapat menimbulkan pengeluaran sehingga tergolong sebagai liabilitas. Oleh karena itu, rumah idaman adalah rumah yang secara utuh dapat menjadi aset, memberikan pemasukan finansial, dan menjadi tempat yang nyaman untuk beristirahat dari kepenatan bekerja sehingga dapat meningkatkan produktivitas penghuninya. Berikut jenis lahan produktif yang saya harapkan dari suatu hunian yang berkaitan dengan minat dan bakat saya sebagai seorang sarjana biologi.

  1. Memiliki Peternakan kecil

Kucing, anjing dan kelinci memang menggemaskan untuk dijadikan hewan peliharaan, namun hewan peliharaan cenderung menambah pengeluaran karena biaya perawatan, pengobatan, makanan harian, serta mainannya yang tidak dapat diabaikan sebagai bagian dari konsekuensi eksistensi hewan peliharaan tersebut. Disisi lain mengembangbiakan hewan ternak seperti kambing, bebek, ikan dan ayam sangat menantang. Selain bernolstagia mengingat beberapa mata kuliah fisiologi hewan dan nutrisi hewani, kepemilikan peternakan ini akan memberikan banyak dampak positif tentunya dengan penanganan yang tepat dan ideal (Lamp. Gambar 4). Dampak positif yang akan didapatkan yaitu pemanfaatan daging dan telur yang dapat dikontrol sendiri, lahan edukasi mengenai hewan ternak dan cara merawatnya kepada anak, potensi memasarkan hasil produksi yang berlimpah, melatih keterampilan berternak yang telah saya miliki sejak kuliah bahkan melakukan renewable energy atau konsep penggunaan energi terbarukan dengan mengolah kembali kotoran hewan ternak menjadi pupuk organik untuk tanaman-tanaman disekitar rumah

  1. Memiliki Pohon buah dan tanaman biofarmaka sendiri

Masih dengan konsep penyediaan pangan mandiri, adanya inovasi baru yang memungkinkan penanaman pohon buah, tanaman biofarmaka dan sayuran dapat dilakukan dirumah. Tanaman biofarmaka menurut data.go.id adalah kelompok tanaman yang dimanfaatkan untuk bahan baku kosmetik, obat dan komposisi makanan dan minuman herbal kesehatan yang dikonsumsi. Bagian-bagian tanaman yang digunakan adalah daun, batang, buah, umbi (rimpang) ataupun akar. Lokasi penanamannya pun sangat variatif. Loteng, balkon, dinding kolam ikan dapat menjadi alternatif lahan yang terbatas. Beberapa tanaman sayur seperti sawi hijau, seledri, bayam, cabai, tomat dan brokoli dapat ditanam dengan media hidroponik (Lamp. Gambar 5). Tanaman biofarmaka yang membutuhkan media tanam tanah dapat ditanam dengan sistem Nutitower yang menggabungkan konsep penanaman vertikal dan penyiraman sendiri. Sehingga kebutuhan dapur dapat tersedia lebih  segar, organik dan cepat. Selain itu, kegiatan bercocok tanam dapat meningkatkan hormon oksitosin terutama ketika proses panen sehingga dapat memberikan energi positif dirumah. Selain itu berdasarkan majalah Rumah123 nuansa warna hijau pada rumah memberikan ketentraman, kebahagiaan dan jiwa yang optimis.

  1. Menggunakan panel surya (Lamp. Gambar 1)

Penggunaan sel surya untuk rumah tidak popular dikarenakan penyediaan listrik oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) masih cukup terjangkau. Namun panel surya tetap merupakan konsep hemat energi, ramah lingkungan dan dapat menjadi asset jangka panjang karena jangkauan pakai yang tinggi hingga 25-30 tahun. Tentunya penggunaan panel surya ini akan sangat efektif apabila digabungkan dengan PLT Surya On Grid karena untuk secara penuh menggunakan panel surya akan membutuhkan baterai berkapasitas besar pada malam hari. Mimpi ini datang dari promosi Rumah Listrik Surya milik PLN di Monas yang diperkenalkan oleh Bapak Ignasius sang Menteri ESDM (Energi Sumber Daya dan Mineral) saat itu harga yang ditawarkan cukup menarik yaitu 14 juta rupiah per 1kWp. Harga ini terus menurun dari tahun ke tahun yang difaktori oleh produksi bahan baku yang semakin mudah didapat. Harapannya selain memiliki rumah hemat energi, keluarga saya dapat turut berpartisipasi dalam Perjanjian Paris dengan solusi pro lingkungan.

  1. Menggunakan pompa air sentrifugal dengan  kayuhan sepeda

Saat ini isu pemanfaatan energi terbarukan sangat marak mengusung penggunaan Pedal powered centrifugal pump, yang berfungsi seperti pompa air pada umumnya namun tidak menggunakan listrik melainkan gerakan kinetik dari kayuhan sepeda (Lamp. Gambar 3). Teknologi ini sangat saya butuhkan untuk memompa air dari sumur ke tangki penyimpanan air. Rutinitas mengayuh sepeda pompa air ini akan berdampak baik bagi kesehatan tubuh terutama kaki. Pompa air ini akan terletak jauh dari pembuangan limbah air guna memenuhi syarat rumah sehat

Rumah yang memenuhi syarat kesehatan, memiliki persediaan pangan mandiri dan mampu memenuhi kebutuhan fisiologis dan psikologis penghuninya merupakan rumah idaman saya. Sebagian besar difaktori oleh keinginan untuk menghemat secara finansial dan melakukan investasi terhadap sesuatu yang ramah lingkungan. Tantangan dari sebuah rumah idaman sendiri adalah menjadi inovatif ditengah masyarakat yang cenderung mengikuti arus pemasaran dari developer perumahan yang biasanya sudah merasa cukup dengan slogan green eco-living.

Saat ini sedang terjadi bonus demografi yang membuat penduduk dengan usia produktif lebih banyak dari penduduk yang berusia non-produktif sehingga target pemasaran terhadap hunian pun banyak ditujukan untuk generasi millennial. Tentunya hal harus diimbangi dengan konsep lingkungan yang berkelanjutan, agar orientasi kehidupan tidak terhenti pada generasi saat ini.

[URIS id=7961]

[URIS id=7969]

Gambar 5. Penanaman Tanaman buah, sayur dan biofarmaka didalam rumah

a) Tanaman biofarmaka didapur dengan sistem Nutritower dan hidroponik

b) Tanaman biofarmaka yang membutuhkan media tanah

c) Detail sistem dari tanaman Nutritower

d) Tanaman herbal yang dapat memanfaatkan media air dari aquarium ikan

 

Ditulis oleh : Chalistha Putri Regita Cahyani – Finalis Duta Bahasa Jawa Barat 2020

About Author

administrator

Property Observer adalah portal yang memberi informasi secara up to date dan informatif, baik dalam segi lifestyle , bisnis, dan segala jenis aspek kebutuhan. Namun dari semua itu ada satu aspek yang sangat di butuhkan oleh manusia yaitu property.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *