Penulis: Nasha Y. Lubis | Editor: Ratna MU Harahap
Saya baru saja membaca postingan seorang tokoh masyarakat yang meminta agar keran pariwisata di Indonesia dapat dibuka dengan catatan tetap menjalankan protokol kesehatan yang sudah ditentukan.Niatnya memang baik dan sangat saya mengerti, karena keran pendapatan banyak orang di Indonesia memang tergantung pada industri pariwisata.Saya setuju, keran perekonomian memang harus dipikirkan karena pandemic berkepanjangan ini berimbas pada pendapatan jutaan penduduk Indonesia. Dari sisi saya sendiri yang bukan pelaku pariwisata juga sudah sangat perlu untuk melepaskan beban pekerjaan dan menukar pemandangan yang ditampilkan layar 14 inchi laptop saya dengan pemandangan birunya laut atau hijaunya pegunungan.
Tapi, saat ini sungguhlah berat untuk menyisihkan dana untuk berlibur.Mengingat pandemi yang belum menunjukan tanda-tanda akan segera berakhir.Setiap kali sepertinya terlihat harapan turunnya penularan penyakit ini, varian dan gelombang baru muncul.Jadi, saya benar-benar menghemat budget untuk saat-saat genting seandainya ada hal-hal yang tidak diinginkan terjadi.Seperti misalnya, klien saya tidak bisa memperpanjang kontrak. Selain itu, saya juga ragu berpergian dengan alasan kesehatan.Mungkin, tiba di hotel, semua mengikuti protokol kesehatan.Tetapi, bagaimana dengan di perjalanan?
Alternatif yang banyak dicoba orang adalah dengan berlibur di rumah.Beruntung mereka yang memiliki halaman sehingga bisa memikirkan berbagai aktivitas outdoor, atau mereka yang tinggal di cluster yang memiliki fasilitas tentu lebih nyaman lagi karena bisa keluar rumah dan menikmati fasilitas untuk melepas stress.Di kompleks saya, ada taman bunga yang biasa dipakai warga lansia untuk duduk di gazebonya atau digunakan warga dengan anak-anak balita yang bisa berlari-lari di sekitar air mancur kecil yang disediakan pengelola.
Segitu saja saya sudah senang, apalagi kalau rumah kita memiliki fasilitas liburan lengkap tanpa harus mengeluarkan dana tambahan dan mengambil resiko perjalanan seperti yang ditawarkan Cluster Aether di BSD City. Kalau fasilitas kolam renang dan gym, mungkin sudah biasa.Tetapi Aether bukan hanya menawarkan kolam renang dan gym, tetapi fasilitas liburan di dalam kompleks seluas 1.6 hektar!
Ada 3 jenis liburan yang bisa Observer nikmati di Aether, yaitu Phi Phi Club, Bora-bora club dan Barbuda club.Jadi, dijamin, gak akan bosan dengan kolam renang yang itu-itu saja. Phi-phi Club ini diperuntukan untuk si kecil dan dilengkapi dengan kolam untuk bermain anak, perpustakaan, games room, gazebo dan lounge.Anak-anak bisa menghabiskan waktu disini dan libur dari gadget yang sudah berjam-jam dikonsumsi selama pandemic ini.
Untuk Observer yang menginginkan serenity dan ketenangan, Observer bisa “berlibur” di Barbuda Club yang dilengkapi dengan kolam renang dengan nuansa tropical yang memberikan relaksasi maksimal, lounge, gym dan library.Bayangkan membaca buku favorit dengan badan fresh setelah berenang di kala weekend tanpa harus mengeluarkan dana tambahan.
Yang terakhir adalah Bora-bora Club yang menawarkan berbagai fasilitas liburan paling hits yang Observer biasa temukan di resort-resort mahal seperti: Lounge, billyard, pingpong, games room dan tentu saja kolam renang luas nan estetik yang bisa digunakan selain untuk olahraga karena ada bidang persegi panjang yang cukup luas untuk olahraga plus bidang lain mengelilingi lounge untuk bersantai.
Untuk mencapai fasilitas-fasilitas ini dari Aether, Observer cukup berjalan kaki lho. Ada 6km Connectivity Path yang menghubungkan Aether dengan semua fasilitas ini.Benar-benar mengingatkan kita pada resort yang seseungguhnya kan? Ini mengingatkan saya pada resor-resor di Sentosa yang dihubungkan dengan jalan-jalan dari brick untuk pejalan kaki yang menghubungkan hotel dan fasilitas hiburan disana.
Untuk rumah sendiri, design Aether sangat elegan dan merupakan bagian dari Greenwich Park di BSD City yang sudah memiliki banyak cluster yang sold out. Observer bisa langsung mengunjungi Aether dan lihat langsung betapa elegan dan terperinci design rumah mereka.
