Siapa yang masih ingat ketika Jakarta dilanda banjir besar di awal tahun 2020, pun ketika terjadi lagi di bulan Februari. Kami merupakan salah satu korban banjir pada saat itu. Padahal sudah cukup lama daerah kami bebas dari bencana ini.
Sudah tidak terhitung lagi harta benda yang rusak akibat bencana ini. Untuk surat-surat penting dan perhiasan tersimpan rapi di safe deposit box di bank. Tapi, barang elektronik, alat rumah tangga, sampai kasur semua rusak. Motor dan mobil juga ikut jadi korban. Yang membuat saya lebih panik sebenarnya adalah kondisi orang tua saya, yang usianya sudah cukup tua dan kondisinya kurang fit.
Untungnya , kami sekeluarga masih selamat, walaupun mengalami kerugian yang cukup besar. Cuma , terus terang kejadian kemarin membuat saya cukup trauma, dan membulatkan tekad untuk pindah rumah.
Ketika banjir kemarin, kami sekeluarga akhirnya dievakuasi dan mengungsi ke rumah salah satu kerabat di daerah Cibubur. Kondisi di sana walaupun hujan besar, tapi masih terkendali. Memang, terjadi kemacetan yang cukup panjang di Jl Transyogi. Tapi, daerah mana sih sekarang yang bebas macet, apalagi ketika hujan besar.
[URIS id=6407]
Kami tinggal cukup lama di rumah kerabat kami tersebut, apalagi setiba disana orang tua saya ternyata mengalami sakit , mungkin karena kondisi memang tidak fit, ditambah ketegangan yang melanda selama terkurung banjir dan berhasil dievakuasi. Hari kedua sampai, langsung kondisi drop.
Untung saja, di Kota Wisata, kawasan tempat tinggal kerabat kami, sudah ada Eka Hospital. Awalnya ayah dan ibu sempat ragu dengan beragam alasan, mulai dari takut tidak cocok dengan dokternya sampai takut “mahal” , karena dari luar memang terlihat gedung rumah sakit ini sangat megah.
Tapi ternyata semua keraguan itu tidak terbukti, dari awal masuk IGD sampai akhirnya dirawat bersama, ayah dan ibu mendapat pelayanan yang sangat ramah dan professional dari seluruh pegawai Eka Hospital. Mulai dari satpam yang sigap membantu, suster dan dokter di IGD, sampai suster dan dokter di ruang perawatan. Tentu saja ini juga sedikit meringankan beban kami yang masih harus mengurus ini itu akibat banjir.
Hal inilah yang membuat kami, memantapkan pilihan untuk pindah ke Kota Wisata. Selama kami disana, kami banyak berkeliling lingkungan Kota Wisata. Terus terang , dari segi fasilitas pendidikan dan fasilitas penunjang lain, Kota Wisata yang paling lengkap di Cibubur. Untuk sekolah anak, pilihannya lengkap dan bermutu. Ada sekolah berbasis agama, ada pula sekolah umum.
[URIS id=6414]
Memang tidak dapat dipungkiri lagi, bahwa di jam-jam tertentu masih terjadi kemacetan di Jl Transyogi, tapi menurut kerabat saya , itu semua akan menjadi masa lalu begitu Tol Cimaci beroperasi. Bayangkan, pintu tol nya ada tepat di jalan masuk Kota Wisata.
Salah satu keuntungan lagi, di Kota Wisata ada cluster-cluster yang rumahnya sudah siap huni. Jadi , saya bisa langsung menempati rumah baru ini begitu semua transaksi selesai. Salah satu cluster yang saya taksir adalah Cluster Visalia. Ukurannya pas untuk keluarga kecil saya, ada juga yang ukurannya tidak terlalu besar, sehingga pas untuk orang tua saya. Untungnya ada tipe yang dilengkapi dengan taman mungil, sehingga ibu saya bisa mulai berkebun lagi. Kualitas bangunannya juga bagus, jauh dari bangunan bangunan di perumahan perumahan baru. Jadi, tidak usah terlalu banyak penambahan ini itu lagi.
Cluster Visalia ternyata juga punya program baru yang cukup menarik, yaitu Move In Quickly. Di mana untuk periode sampai bulan Juni ini kami memiliki kesempatan untuk mendapat potongan harga sampai 400 juta an. Langsung saja saya booking fee supaya masih bisa ikut program di periode ini.
Saya dan orang tua pun langsung mencari agen property untuk menjual rumah “bekas banjir” kami. Sengaja kami tidak pasang harga terlalu tinggi, yang penting cepat terjual supaya kami bisa menempati rumah baru kami di Cluster Visalia.
Akhirnya kami bisa mengucapkan selamat tinggal kepada si banjir yang menjadi mimpi buruk kami.