Sebetulnya, retail therapy untuk mengurangi stress ini sudah diback up melalui riset yang dilakukan oleh University of Michigan di Amerika Serikat. Berdasarkan riset tersebut, berbelanja untuk mengurangi stress atau yang biasa disebut dengan retail therapy ini dapat memberikan orang sense of control hingga 40% dan mereka yang melakukan pembelian, 3 kali lebih bahagia dibandingkan mereka yang meminjam barang.
Masalahnya terkadang, retail therapy ini bisa menjadi pedang bermata dua. Paling tidak ini yang sering saya rasakan. Pada saat memilih, kemudian membayar kemudian membuka barang-barang baru itu sepertinya semua dopamine keluar dari otak saya. Tubuh terasa ringan dan otot muka tertarik lebar karena bahagia. Dua-tiga minggu kemudian, stress kembali datang ketika tagihan kartu kredit saya terima. Kok bisa sampai segitu ya belanjanya?
Lebih stress lagi kemudian membayangkan: “Waduh, cicilan KPA bulan depan sudah terkumpul belum ya?” atau “Argh, saldo tabungan turun lagi!”.
Untuk yang memiliki cicilan KPA atau KPR tetapi juga memiliki pekerjaan yang tidak tetap seperti saya, memang disiplin menggunakan uang adalah kunci. Kemarin ini salah satu klien saya terpaksa membantu cicilan putrinya yang memang sedang memanfaatkan promo cicilan DP 20% sebanyak 36 kali di Upper West BSD City. Cicilan ini sebenarnya terbilang ringan, tapi sang putri yang juga baru memulai usaha dan mulai mengalami tantangan demi tantangan, rupanya sedikit kebablasan dalam berbelanja.
Ada yang bisa relate dengan saya atau klien saya ini?
Beberapa waktu ini saya mencoba beberapa hal yang sejauh ini sudah cukup membantu saya mengurangi belanja yang kurang perlu dan mengubahnya menjadi tabungan. Antara lain:
1.Letakan kartu kredit jauh dari jangkauan sehingga sebelum saya memasukan nomor kartu kredit ke dalam situs belanja, saya bisa memiliki waktu untuk berfikir. Dalam kasus saya sih, kartu kredit saya letakkan di dalam berangkas. Jadi, setiap kali mau mengambil kartu, saya harus berjalan, memutar kode dan setersusnya yang benar-benar memerlukan efforts.
Referensi:
- helloheart.com. – Diakses 10 Desember 2020