The Observer

Jangan Anggap Enteng Depresi!

Penulis: Santi Apriani | Editor: Ratna MU Harahap

depresi1

Sebagai anak yang menyaksikan langsung penyakit depresi yang dialami salah satu orang tua sendiri, saya mau sedikit share sama observer untuk tidak menganggap remeh penyakit ini! Kenapa? Karena dampaknya cukup besar, bukan hanya (tentunya) bagi pasien/penderitanya sendiri, namun berdampak juga pada keluarga terdekat dan lingkungan sekitar, sehingga selain harus mengobati pasien/penderitanya, namun juga anggota keluarga yang harus menyiapkan mental, kalau ga kuat-kuat amat bisa jadi ikut drop.

Jadi, apa itu depresi? Depresi adalah gangguan suasana hati (mood) yang ditandai dengan perasaan sedih yang mendalam dan rasa tidak peduli. Semua orang pasti pernah merasa sedih atau murung. Seseorang dinyatakan mengalami depresi jika sudah 2 minggu merasa sedih, putus harapan, atau tidak berharga.

Depresi yang dibiarkan berlanjut dan tidak mendapatkan penanganan bisa menyebabkan terjadinya penurunan produktifitas kerja, gangguan hubungan sosial, hingga munculnya keinginan untuk bunuh diri.Depresi ini masuk ke dalam kategori Orang Dengan Masalah Kejiwaan (ODMJ) dan jika tidak ditangani dengan baik bisa menjadi Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) — ODGJ adalah orang yang mengalami gangguan dalam pikiran, perilaku, dan perasaan yang bermanifestasi dalam bentuk sekumpulan gejala dan atau perubahan perilaku yang bermakna serta dapat menimbulkan penderitaan dan hambatan dalam menjalankan fungsi orang sebagai manusia, yang terberat dari ODGJ adalah mereka yang sudah tidak bisa membedakan yang mana kenyataan dan yang mana halusinasi (sudah tidak bisa berfikir secara rasional).

Bagaimana dengan ciri-ciri/gejala Depresi?

Dan ya, 13 dari 16 gejala diatas dialami orang tua saya, jadi bisa dibayangkan kalau setiap hari harus menghadapi orang terdekat Observer mengalami gejala-gejala tersebut,kita sendiri juga harus kuat mental, ga boleh jadi marah, tersinggung dan ga sabar untuk menghadapi orang tersebut.

Apa yang bisa menyebabkan terjadinya depresi / apa saja yang jadi faktor pemicunya?

Dalam kasus salah satu orang tua saya, yang menjadi factor pemicu beliau menjadi depresi adalah karena beliau pernah mengalami peristiwa traumatis pada rumah tangganya di masa lalu, dimana dari 3 moment depresi berat yang ‘kambuh’ (yang bahkan 2 diantaranya mengharuskan beliau dirawat di Rumah Sakit Jiwa) pemicunya adalah karena kejadian yang pernah beliau alami di masa lalu tersebut.Depresi berat pertama adalah saat beliau mengalami kejadian traumatis tersebut, depresi berat kedua dan ketiga dialami ketika terdapat moment/kejadian yang mengingatkan beliau pada kejadian masa lalu tersebut.

Jadi, kalau ada orang terdekat observer atau mungkin observer sendiri melihat atau merasakan gejala-gejala tersebut di atas ga ada salahnya untuk segera konsultasi ke psikiater, hapus anggapan kalau yang datang ke psikiater itu adalah orang gila, lebih baik mencegah daripada mengobati (it’s true, believe me).Jangan sampai depresi – ODMJ tersebut menjadi ODGJ, yang akan lebih sulit lagi sembuhnya.

Dan… karena ‘riwayat gangguan kesehatan mental pada keluarga’ ada di salah satu faktor pemicu depresi, membuat saya juga memutar otak untuk tidak terjadi pada saya dan orang terdekat saya. Saya memiliki cara-cara tersendiri untuk mencegah hal itu terjadi (baca: Kenali Diri, untuk Kesehatan Jiwa dan Raga). Hidup ini memang penuh dengan masalah, maka… atasilah, jangan menghindarinya.

Source & Reference:

  1. Halodoc.com
  2. Alodokter.com
  3. DetikHealth
  4. KompasHealth
  5. pexels.com (Photo by Lucas Pezeta)
Exit mobile version